Konten Media Partner

Desa Mojodeso Raih Anugerah Proklim 2017 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

4 Agustus 2017 11:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desa Mojodeso Raih Anugerah Proklim 2017 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Imam Nurcahyo
Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dalam acara pemberian penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) di Auditorium Manggala Wanabakti Jakarta, pada Kamis (03/08/2017) tadi malam, memberikan penghargaan kepada Kepala Desa Mojodeso Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, sebagai bagian dari acara Pekan Nasional Perubahan Iklim, peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017.
ADVERTISEMENT
Siti Nurbaya mengatakan tahun 2017 ini ada 448 titik Proklim yang diajukan dan yang terpilih ada 30 titik dari 10 Propinsi. Menurutnya perubahan iklim adalah salah satu instrumen yang menonjol dalam isu persoalan lingkungan.
“Untuk pencegahan dampak buruk dari perubahan iklim tersebut, perlu penanganan yang harus dilakukan dari tingkatan masyarakat paling kecil untuk menciptakan inovasi terobosan yang berkelanjutan.” ucap Siti Nurbaya dalam sambutannya.
Sementara, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia, dalam sambutannya mengatakan, persoalan perubahan iklim sudah menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan diakui sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan manusia. Kenaikan suhu bumi meningkatkan ancaman terhadap risiko terjadinya bencana terkait iklim seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, keragaman hayati, kenaikan muka air laut serta kesehatan manusia. Perubahan iklim merupakan sebuah realitas yang telah dirasakan secara luas di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
“Diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagai komponen yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.” ungkap Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia, dalam sambutannya.
Abdul Mu'in sebagai salah satu penggerak kampung iklim di Mojodeso Kecamatan Kapas menjelaskan banyak upaya yang terus dilakukan warga Desa Mojodeso dalam mengatasi persoalan lingkungan, mengingat di Bojonegoro rentan akan bencana baik banjir dan kekeringan. Maka masyarakat harus digerakan untuk mengatnisipasi mulai dari pembuatan embung sebagai fungsi tadah hujan, sumur resapan dan satu juta biophori yang kini sudah ada 2500 tiik, pendirian bank sampah, rumah kompos dan pemanfaatan pupuk organik.
ADVERTISEMENT
“Termasuk juga penanaman pohon kelengkeng,sirsak dan jambu merah disepanjang jalan untuk penghijauan.” terang Abdul Mu’in.
Hal senada juga dikatakan Warsimin, Kepala Desa Mojodeso Kecamatan Kapas, bahwa di Desa Mojodeso hanya sedikit potensi alam yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan perubahan iklim.
“Namun di Mojodeso, memiliki sumber daya manusia yang dapat digerakan secara berkelanjutan dalam menciptakan inovasi dan terobosan,” ungkap Warsimin.
Dia menambahkan Mojodeso selalu membuka lebar pintunya untuk belajar bersama dengan desa lain di dalam maupun luar Bojonegoro dengan. “Dengan belajar bersama, diharapan bisa menularkan virus kebaikan dan sebagai masukan untuk warga Mojodeso sendiri kedepannya.” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Desa Mojodeso Kecamatan Kapas, juga telah mendaptkan penghargaan tingkat nasional dalam ajang Lingkungan Bersih dan Sehat, pada acara Harganas 2017, yang diselenggaran di Lampung. (inc/imm)
ADVERTISEMENT