DLH Blora Lakukan Uji Laboratorium Air Sungai Bengawan Solo yang Tercemar

Konten Media Partner
11 September 2021 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang airnya berubah warna menjadi kehitam-hitaman. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang airnya berubah warna menjadi kehitam-hitaman. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Blora - Kondisi air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang beberapa hari terakhir ini berubah warna menjadi cokelat kehitam-hitaman membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora pada Sabtu (11/09/2021), mengambil tindakan.
ADVERTISEMENT
DLH Kabupaten Blora lakukan pengambilan sample air Sungai Bengawan Solo yang diduga tercemar oleh limbah, untuk dilakukan pengujian di laboratorium.
Pengujian tersebut dilakukan guna mengetahui apakah air sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut saat ini telah melebihi ambang batas baku mutu yang diizinkan atau belum, sehingga nantinya diketahui apakah air sungai tersebut berbahaya atau tidak, jika dikonsumsi manusia atau hewan.
Pengambilan sample dilakukan di dua lokasi yaitu di Desa Madelem, Kecamatan Kradenan dan di titik pengambilan air baku PDAM di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Ilustrasi: Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora. (foto: istimewa)
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Sugeng Sumarno SSos MSi, menyampaikan bahwa terkait adanya pencemaran di Sungai Bengawan Solo, pihaknya mengaku sudah bertindak dengan cara mengambil sampel air sungai yang tercemar untuk selanjutnya dilaporkan ke DLHK Provinsi Jawa Tengah, untuk dilakukan uji laboratorium.
ADVERTISEMENT
"Sudah kami ambil sampel dan sudah kami kirim ke DLHK Provinsi. Untuk hasilnya menunggu 14 hari baru keluar," tutur Sugeng. Sabtu (11/09/2021).
Sugeng juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak PDAM Blora terkait kondisi air Sungai Bengawan Solo yang berubah warna tersebut.
"Sampel yang kami ambil ada di dua titik, kami mengambil sampel di Desa Madelem Kecamatan Kradenan dan di titik pengambilan air baku PDAM Cepu untuk hilirnya," tutur Sugeng mengimbuhkan.
Sugeng juga berpesan kepada warga yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo untuk tetap berhati-hati, mengingat penyebab yang membuat air sungai tersebut berubah warna belum diketahui pasti penyebabnya. Sementara beberapa hari lalu ikan yang di sungai tersebut banyak yang mati diduga akibat keracunan limbah.
ADVERTISEMENT
"Ikan aja sampai mati, jadi kami harap warga di sempanjang bantaran sungai untuk berhati-hati," kata Sugeng.
Selain itu, pihaknya juga berpesan kepada masyarakat pelanggan PDAM agar bersabar, sehubungan adanya penghentian pasokan air bersih dari PDAM yang untuk sementara waktu berhenti.
"Kita belum tahu sampai kapan, jadi kami harap bisa bersabar," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora Yan Ria Pramono mengatakan bahwa PDAM Blora untuk sementara waktu menghentikan pengolahan air yang bersumber dari Sungai Bengawan Solo.
Menurutnya, dari total 22.000 pelanggan PDAM di Kabupaten Blora, kurang lebih sebanyak 12.000 pelanggan yang untuk sementara waktu tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih.
"Pasokan air berhenti untuk sementara, karena adanya pencemaran limbah di Sungai Bengawan Solo, yang samakin parah dari sebelumnya." ucap Direktur PDAM Blora Yan Riya Pramono
ADVERTISEMENT
Yan menambahkan bahwa ada 5 kecamatan di Kabupaten Blora yang pasokan ainya dihentikan, yaitu Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, dan Kecamatan Blora.
"Kami juga belum tau sampai kapan akan berhenti," katanya. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com