Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Instalasi Budidaya Laut di Tuban Sukses Budi Daya Udang Vaname
7 September 2022 22:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tuban - Instalasi Budidaya Laut (IBL) milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Desa Boncong, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, berhasil panen udang vaname sebanyak kurang lebih 10 ton.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan tersebut tak lepas dari inovasi pemanfaatan limbah dari tambang pasir silika yang ada di Kabupaten Tuban, yang selama ini hanya dibuang ke laut, setelah diberikan obat herbal justru dapat menjernihkan air.
Kepala Instalasi Budidaya Laut (IBL) DKP Provinsi Jawa Timur di Tuban, Sublandri kepada awak media ini Rabu (07/09/2022), mengungkapkan bahwa sebelumnya pihaknya pernah mengalami kegagalan panen udang vaname, dan kali ini hasil panen udang sesuai dengan yang diharapkan.
Menurutnya, udang hasil panen tersebut selama ini diekspor ke Uni Eropa dengan harga jual Rp 85.000 per kilogram.
"Kalau harga per kilogramnya itu disesuaikan dengan ukuran, paling besar 30 sentimeter itu dengan harga 85 ribu rupiah per kilogram. Jika udangnya lebih kecil maka pengurangan harganya lebih rendah sekitar 300 rupiah saja," ucap Sublandri.
ADVERTISEMENT
Sublandri mengungkapkan bahwa banyak petani udang di Kabupaten Tuban yang gagal panen akibat tercemar dan terserang penyakit, sehingga pihaknya menjalin kerja sama dengan PT Nelindo yang memang berkecimpung di dunia bioteknologi dan produktivitas bidang pertanian, perikanan dan peternakan untuk melakukan penelitian untuk budi daya udang secara benar.
"Dulu pernah tidak berhasil. Setelah saya cek ternyata airnya tercampur oleh bahan kaporit," ucapnya.
Dari hasil kajian tersebut ditemukan limbah dari tambang pasir silica yang selama ini hanya dibuang ke laut, yang mengakibatkan air laut berwarna keruh kecoklatan, setelah diberikan obat herbal justru menjadi jernih.
"Karena dulu kalau airnya keruh itu diberi kaporit biar bersih, tapi justru udang-udangnya tidak bisa bertahan lama, lalu dari PT Nelindo ini memberikan inovasi bahwa limbah dari pasir silika ini justru tidak berbahaya dan bisa jadi solusi dari permasalahan tersebut," tutur Sublandri.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasannya, air laut yang tercemar oleh limbah pasir silika justru dijadikan air tambak lalu diberikan obat herbal dari PT Nelindo, dan tidak diperbolehkan menggunakan kaporit.
"Ini inovasi baru, sehingga saya beli limbah di tambang pasir itu untuk bahan campuran obat herbal yang nanti ditebarkan ke tambak. Kita proses dari awal semua kembali dengan metode alami yang tidak menggunakan bahan kimia kaporit dan lain-lain," kata Sublandri.
Dengan suksesnya panen udang di IBL Boncong tersebut pihaknya berharap bisa memberikan wawasan kepada petani udang di Kabupaten Tuban maupun di Jawa Timur.
"Biasanya limbah yang dibuang ke laut kini bisa diperjual-belikan kepada pemilik tambak udang, supaya air laut juga tidak tercemar dan proses budi daya udang juga bisa berhasil," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sublandri juga menjelaskan, lahan yang dimilikinya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Desa Boncong, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban tidak ada satu hektare, namun jika satu hektar maka pihaknya bisa memanen udang sekitar 30-40 ton.
Selain itu, untuk petani udang yang mengalami kegagalan panen maupun masyarakat yang ingin budi daya udang, bisa belajar dengan IBL Boncong. "Silakan yang ingin belajar budi daya udang vaname. Saya jamin gratis. Karena ini sangat menjanjikan," ucap Sublandri. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com