Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Jati Berusia Ratusan Tahun di Blora Roboh, Rencananya Akan Dijadikan Maskot
14 November 2020 17:12 WIB

ADVERTISEMENT
Blora - Sebatang pohon jati berusia sekitar 250 tahun yang berada di hutan lindung di petak 1092 B RPH Temengeng BKBH Pasar sore KPH Cepu Kabupaten Blora, tepatnya di lokasi area wisata Gubug Payung, pada bulan Mei lalu roboh.
ADVERTISEMENT
Namun hingga saat ini pohon jati yang roboh tersebut masih berada di dalam hutan dan belum dapat dipindahkan karena masih menunggu izin dari pihak terkait.
Menurut rencana, batang pohon jati yang roboh tersebut akan dijadikan ikon atau maskot Kabupaten Blora.
Diduga, penyebab robohnya pohon jati tersebut akibat abrasi atau tanahnya terkikis air sungai, karena lokasi pohon jati tersebut berada di pinggir sungai di dalam hutan, sehingga saat diterjang angin kencang, pohon tersebut roboh.
Administrstur (Adm) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Mustopo, melalui Junior Manager Bisnis KPH Cepu, Dodi Widya Buwana, mengatakan pohon jati yang roboh ini berada di pinggir sungai di dalam hutan.
"Sangat disayangkan dengan robohnya jati yang berada di hutan lindung ini. Ambruknya pohon jati ini karena berada di pinggiran sungai, karena pohon jati tidak mempunyai akar tunggang dan hanya akar serabut, jadi pohon jati ini gampang ambruk ketika akarnya terkikis air hujan," tutur Dodi Widya, Sabtu (14/11/2020).
ADVERTISEMENT
Dodi mengaku, pohon jati ini roboh sekitar bulan Mei lalu, karena masih menunggu izin untuk memindahkannya, sehingga petugas masih membiarkan pohon jati tersebut di lokasi hutan.
"Kami masih menunggu izin angkut, karena lokasi pohon tersebut berada pada hutan lindung atau kawasan perlindungan setempat. Jadi perlu izin."
Dodi mengungkapkan bahwa batang pohon jati tersebut tidak bisa dijualbelikan, namun jika suatu saat nanti digunakan untuk kepentingan perhutani, bisa digunakan untuk menjadi ikon atau maskot daerah. Menurutnya, pohon jati yang roboh tersebut jika dijual memiliki taksiran harga sekitar Rp 2 miliar.
"Tinggi total mencapai 50 meter. Akarnya saja ini mencapai diameter 3 meteran," ujarnya
Dodik juga mengaku, rencananya pohon tersebut akan dijadikan ikon atau maskot di lokasi rest area barat Brug Brosot, yang berlokasi di jalan raya Blora-Cepu, tepatnya di Desa Sambong. Hingga kini pihak kami masih nunggu proses perizinan.
ADVERTISEMENT
"Jadi nanti rencana ada rest area di sekitar Brug Brosot dan nanti rencananya ditaruh di situ untuk melengkapi tempat wisata agar pohon tersebut bisa dimanfaatkan sebagai objek foto, sekaligus sebagai Maskot Blora," katanya
Sekadar diketahui, jati dari wilayah Kabupaten Blora kualitasnya sangat bagus, bahkan sekitar 13 tahun lalu ada sebatang pohon jati dari Blora yang laku hingga Rp 1 miliar. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com