Waduk Tempuran Mengering, Sektor Pertanian di Blora Terancam

Konten Media Partner
18 Oktober 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waduk Tempuran Mengering, Sektor Pertanian di Blora Terancam
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Priyo Spd.
Blora - Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Blora, Jawa Tengah, membuat waduk besar yang ada di Desa Tempuran, Kecamatan Blora, mengering. Hal ini cukup berdampak terhadap sektor pertanian.
ADVERTISEMENT
Suwarti, warga desa setempat mengatakan sejumlah lahan pertanian terpaksa dibiarkan tidak ditanami.
“Biasanya kalau kemarau tidak seperti ini, kering seperti ini baru terjadi tahun ini sebab tahun lalu tidak separah ini," ujarnya, Kamis (18/10).
Waduk Tempuran Mengering, Sektor Pertanian di Blora Terancam (1)
zoom-in-whitePerbesar
Menurutnya, air yang terdapat di waduk saat ini tersisa sekitar dua meter dari dasar embung. Bahkan sejumlah bagian embung sudah mengering tidak ada airnya.
“Yang ada airnya hanya bagian barat, yang bagian timur dan selatan sudah kering, tidak ada airnya sama sekali,” katanya.
Dirinya berharap hujan segera turun dan embung bisa terisi kembali sehingga lahan pertanian bisa kembali digarap.
“Semoga saja segera turun hujan sebab tahun ini benar benar kemarau panjang,” ujar Suwarti.
Waduk Tempuran Mengering, Sektor Pertanian di Blora Terancam (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Blora, Sri Rahayu,mengatakan bahwa hujan di wilayah Kabupaten Blora diperkirakan baru akan turun pada bulan November 2018.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data yang kami terima dari Stasiun BMKG Semarang, musim hujan di Jawa Tengah diperkirakan akan mulai pada awal Oktober untuk wilayah Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan sekitarnya. Sedangkan di wilayah Kabupaten Blora, hujan diperkirakan baru akan mulai pada pertengahan November,” ucap Sri Rahayu.
Menurutnya, diperkirakan hujan baru mulai turun pada minggu ke dua bulan November, nanti akan turun di wilayah Todanan, Japah, Jati, Kradenan dan sebagian Randublatung. Sedangkan wilayah Blora yang lainnya hujan diperkirakan baru akan turun di akhir bulan November.
“Meski beberapa hari kemarin sudah ada daerah yang turun hujan, namun hanya sebentar dan belum membawa dampak. Masyakarakat Kabupaten Blora tetap siaga kekeringan,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya terus berupaya untuk menyaluran air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan air bersih.
ADVERTISEMENT
“Kekeringan akibat musim kemarau panjang tahun ini dirasakan hampir seluruh warga di Kabupaten Blora. Bantuan air dari BUMN, BUMD, pengusaha, dan dinas terkait lain untuk mengatasi kekeringan masih terus diharapkan warga. Bantuan air bersih juga terus mengalir,” katanya. (teg/imm)