Kirab Ancak dan Kroyokan, Tradisi Sedekah Bumi Desa Bogorejo Blora

Konten Media Partner
17 Juli 2019 19:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Gasdeso yang digelar masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Rabu Pon (17/07/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Gasdeso yang digelar masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Rabu Pon (17/07/2019)
ADVERTISEMENT
Blora - Bulan Selo dalam kalender Jawa atau satu bulan setelah bulan Syawal dalam kalender Hijriyah, merupakan waktu pelaksanaan tradisi “gasdeso” atau sedekah bumi di desa-desa yang ada di Kabupaten Blora. Selama satu bulan ini, sejumlah desa menggelar tradisi gasdeso sesuai pasarannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tepat hari ini, Rabu Pon (17/07/2019), tradisi gasdeso digelar masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Guna memeriahkannya, sejumlah persiapan telah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Para lelaki menyiapkan “ancak” atau tempat untuk menata gunungan hasil bumi, sedangkan para wanita sibuk memasak aneka jajanan tradisional.
Sejak pagi, masing-masing RT se Desa Bogorejo mengisi masing-masing ancaknya dengan beragam hasil bumi mulai sayuran, buah-buahan hingga sego bumbu (nasi urapan) yang dibungkus daun jati, sumbangan dari masyarakat. Semuanya ditata sedemikian rupa hingga membentuk gunungan yang indah.
Jelang tengah hari, ancak gunungan dari masing-masing RT dikumpulkan di halaman Kantor Desa dan selanjutnya dikirab menyusuri jalan raya menuju Pasar Desa Bogorejo. Dengan cara digotong beramai-ramai, seluruh ancak diarak dengan pertunjukan Seni Barongan. Ribuan masyarakat ikut memeriahkan prosesni ini.
ADVERTISEMENT
Setibanya di halaman Pasar Desa Bogorejo, seluruh ancak gunungan diturunkan di dekat Pohon Bogo yang dipercaya sebagai cikal bakal nama Desa Bogorejo. Disinilah seluruh ancak gunungan yang berisi beragam hasil bumi dan makanan dibagi kepada seluruh masyarakat yang hadir.
Pembagian inilah yang ditunggu-tunggu oleh ribuan warga. Tidak hanya warga Desa Bogorejo saja, warga dari berbagai desa sekitarnya juga ikut bergabung untuk ambil bagian dalam tradisi ini. Tak sabar mendapat giliran mengambil isi ancak gunungan, warga pun langsung berebut beramai-ramai.
Meskipun rebutan dan berdesak-desakan, tidak ada gesekan yang berujung pertengkaran. Semuanya berlangsung dengan aman dan saling menghormati. Momentum inilah yang menjadi daya tarik tradisi gasdeso di Desa Bogorejo.
Tradisi Gasdeso yang digelar masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Rabu Pon (17/07/2019)
ADVERTISEMENT
Penjabat (Pj) Kepala Desa Bogorejo, Suprapto SE, menerangkan bahwa tradisi gasdeso ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kesuburan tanah, rejeki dan kesehatan kepada seluruh warga.
“Rasa syukur itu diwujudkan dengan sedekah hasil bumi dan makanan yang disusun dalam ancak tadi dan dibagikan di dekat wit (pohon-red) Bogo yang ada di depan Pasar Bogorejo. Selain rasa syukur, tradisi ini juga mencerminkan kerukunan dan gotong royong yang kuat di pedesaan,” ucap Suprapto, SE.
Selain kirab ancak gunungan dan iringan Seni Barongan, tradisi gasdeso ini juga dimeriahkan dengan Pentas Wayang Kulit yang juga dihelat di halaman Pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat desa.
“Kami berharap kedepan tradisi gasdeso atau sedekah bumi ini bisa dikemas lebih menarik lagi sehingga dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Desa Bogorejo. Ini saja sudah banyak pedagang kaki lima yang berjualan, berburu rezeki dalam tradisi ini. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi Gasdeso yang digelar masyarakat Desa Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Rabu Pon (17/07/2019)
Salah satu warga Desa Bogorejo, Sumaryati mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti prosesi kirab ancak gunungan dari Kantor Desa Bogorejo menuju Pasar Desa Bogorejo. Menurutnya ini merupakan acara tahunan yang menarik.
“Tadi ikut berebut ancak gunungan, ini dapat sego bumbu beberapa bungkus, lalu ada bawang merah, kacang, jagung, terong, tomat dan lainnya. Kalau dapat banyak insyaallah nanti rejekinya juga akan banyak. Oleh sebab itu tadi berebut semuanya,” kata Sumaryati.
Untuk diketahui, nama Desa Bogorejo menurut masyarakat setempat berasal dari nama pohon Bogo yang berada di depan Pasar Desa. Kini pohon Bogo ini menyatu dengan pohon Tanjung. Sebelumnya kawasan pedesaan ini bernama Bodhok.
Desa yang berada di jalur utama penghubung Jepon-Jatirogo, sekaligus pusat pemerintahan Kecamatan Bogorejo ini merupakan penghasil bawang merah unggulan di Kabupaten Blora. Guna menegaskan identitasnya sebagai penghasil bawang merah, di depan Pasar Bogorejo sejak puluhan tahun lalu dibangun Tugu Bawang Merah.(teg/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Artikel ini pertama kali terbit di: https://beritabojonegoro.com