Konten Media Partner

Musim Hujan Turunkan Omset Pengusaha Batu Bata

16 Desember 2017 12:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musim Hujan Turunkan Omset Pengusaha Batu Bata
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Angga Reza
Bojonegoro (Dander) – Mungkin bagi sebagian orang musim hujan adalah berkah. Namun bagi perajin batu bata itu jadi ujian kesabaran. Sebab produksi batu bata yang menggantungkan panas matahari ini harus mengalami penyusutan.
ADVERTISEMENT
Hal itu diakui salah satu produsen batu bata merah di Desa Ngablak Kecamatan Dander Rajiman (52). Kata dia, musim hujan sangat mengurangi penjualan bata yang dia produksi, karena tahun sekarang musim hujan tidak bisa ditebak dan juga minimnya sinar matahari untuk mengeringkan bata. Maka tak ada pilihan lain bagi Rajiman selain mengurangi produksi batu batanya. Dia juga mengaku keputusan itu dilakukan oleh banyak pembuat batu bata lainnya, bukan dia seorang. “Untuk saat ini cuacanya tidak bisa ditebak, jadi sangat mengurangi produksi saya,” katanya saat ditemui beritabojonegoro.com, Jumat (15/12/2017).
Rajiman memiliki tempat produksi batu bata merah di belakang rumahnya di tepi Bengawan Solo. Saat kemarau dia sama sekali tidak kesulitan mengambil tanah untuk dijadikan bata sebab tinggal mengeruk di belakang rumah. Namun saat musim hujan seperti ini bahan sangat sulit dicari karena terendam air sungai.
ADVERTISEMENT
Karena pembuatan menyusut, omset penjualan Rajiman pun turut menurun. “Musim hujan tahun ini saya tidak bisa produksi sebanyak tahun lalu, sekarang cuacanya ekstrem tidak bisa ditebak, kadang pagi pun sudah hujan,” ujarnya.
Saat kemarau, dalam sebulan Rajian membuat sekitar 40 ribu biji bata, namun kali ini hanya 6 ribu saja. Tidak ada pilihan lain bagi Rajiman selain mengurangi produksi. Dengan memperkecil produksi, ia juga memperkecil peluang kerugian. Sebab bata yang sudah tercetak dan siap dikeringkan saja bisa rusak karena hujan yang turun tiba-tiba sehingga otomatis dia merugi. “Di musim hujan ini saya pernah mengalami kerugian, saat sudah terlanjur produksi ternyata agak siangnya hujan,” katanya. (ang/moha)