Konten Media Partner

Penyelesaian Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro Dikhawatirkan Tertunda

11 Oktober 2021 17:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. (foto: Dok Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. (foto: Dok Istimewa)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Pemerintah Pusat berharap Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Sub Holding Upstream Pertamina, di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dapat on-stream pada akhir November 2021.
ADVERTISEMENT
Namun, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan kontraktor utama (main kontraktor) PT Rekayasa Industri (Rekind) tersebut dikhawatirkan tertunda atau molor dari jadwal yang telah ditentukan, yaitu 25 November 2021.
Filed Manager PT Rekayasa Industri (Rekind), Zainal Arifin, saat beri keterangan. (foto: Dok Istimewa)
Filed Manager PT Rekayasa Industri (Rekind), Zainal Arifin, saat ditanya terkait harapan Pemerintah Pusat agar Proyek JTB dapat segera on-stream pada akhir November 2021 pihaknya meminta awak media ini untuk langsung menanyakan kepada pihak PT Pertamina EP Cepu (PEPC).
Namun demikian pihaknya mengungkapkan bahwa sampai sekarang ini progres pekerjaan proyek J-TB sudah mencapai 94 persen, untuk pekerjaan EPCC (Engineering, Procurement, Construction & Commisioning).
"Kalau bicara construction sendiri, kami masih sekitar 91 persen sampai dengan akhir September," tutur Zainal. Jumat (01/10/2021) lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah dengan prosentase tersebut dimungkinkan adanya pergeseran target waktu penyelesaian Proyek J-TB. Zainal mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 tampaknya berpengaruh terhadap pekerjaan Proyek J-TB.
“Kami tetap berusaha maksimal dulu. Pengaruhnya besar masa pandemi ini. Terkait dengan performance tenaga kerja karena terbatas. Dia harus melakukan screening, harus melakikan vaksin, harus melakukan antigen setiap dua minggu sekali. Sehingga mereka harus aktif dulu mengikuti kegiatan antigen untuk memastikan dia tidak terkena COVID,” kata Zaenal.
Zainal juga menjelaskan bahwa target awal penyelesaian Proyek J-TB adalah 25 November 2021. Namun terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, antara lain adanya equipment (peralatan) yang pengirimannya mengalami keterlambatan karena COVID-19.
"Kemarin banyak equipment yang terlambat datang ke Indonesia karena COVID sehingga pabrikasi di luar negeri sempat lockdown, terlambat, sehingga kami mundur pengirimannya. Sehingga pelaksanaannya juga akan mundur. Selain itu, beberapa equipment juga harus mengalami perubahan pengiriman dari sebelumnya menggunkan kapal, harus dengan pesawat. sehingga ongkosnya lebih tinggi lagi." tutur Zainal.
ADVERTISEMENT
Untuk mengejar target penyelesaian tersebut, Zainal menyampaikan bahwa pihaknya harus melakukan dobel sif.
"Kita harus melakukan dobel sif, 24 jam. Jadi jam kerja sudah kami sesuaikan dari jam 7 sampe jam 8 malam dan jam 8 malam sampai jam 7 pagi. Jadi ada 2 sif, sif pagi dan sif malam. Untuk mengejar target, apalagi ini sudah mulai musim hujan. Jadi harus bisa menyiasatinya," kata Zainal.
General Manager Gas Project Jambaran-Tiung Biru (J-TB) PT Pertamina EP Cepu, Regional Indonesia Timur Zona 12 J-TB Subholding Upstream, Charles Tobing, saat beri keterangan. (foto: Dok Istimewa)
General Manager Gas Project Jambaran-Tiung Biru (J-TB) PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Regional Indonesia Timur Zona 12 J-TB Subholding Upstream, Charles Tobing menyampaikan perkembangan projek J-TB sampai saat ini progresnya telah mencapai lebih dari 90 persen.
"Kami bersama kontraktor Rekind, berupaya untuk terus bisa menyelesaikan proyek ini sesuai dengan waktu yang di tentukan. Memang sama-sama kita pahami saat ini pandemi COVID sudah mulai bisa terkendali. Tapi, kami terus senantiasa waspada terhadap COVID ini." kata Charles Tobing. Sabtu (09/10/2021)
ADVERTISEMENT
Terkait pembayaran, PEPC telah melaksanakan kewajiban dan pembayaran tepat waktu kepada PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku kontraktor utama proyek Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB), sesuai dengan kontraktual.
"Kami berharap Rekind bisa melakukan tanggungjawabnya juga kepada para sub kon dan para vendor yang ada." tutur Charles Tobing.
Charles Tobing juga menjelaskan bahwa PEPC senantiasa menyampaikan informasi secara berkala dan terbuka terkait perkembangan Proyek J-TB.
"PEPC mengutamakan komunikasi yang baik dengan mitra kerja dan seluruh pihak yang terlibat sebagai salah satu stakeholder dari projek ini." kata Charles Tobing.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat lakukan kunjungan kerja ke Proyek J-TB yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) di Bojonegoro. Kamis (08/04/2021) (foto: Dok Istimewa)
Diberitakan sebelumnya, Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero), dipimpin Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab dipanggil Ahok, pada Kamis (08/04/2021) melakukan kunjungan kerja ke Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) yang dioperatori yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Sub Holding Upstream Pertamina.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan tersebut, Basuki Tjahaja Purnama berharap bahwa kegiatan Proyek J-TB dapat segera on-stream pada bulan November 2021, sehingga dengan target on-stream tersebut, diharapkan kebutuhan energi khususnya dari sektor gas dapat segera terakomodasi.
Untuk diketahui, Pertamina mengembangkan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (J-TB) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Kedepan, Proyek J-TB dapat menyumbangkan energi gas sebesar 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau juta standar kaki kubik per hari (gas) pada masa produksi.
Proyek J-TB akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) dalam memberikan pasokan gas bagi berbagai sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
ADVERTISEMENT
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com