Petani di Bojonegoro Beralih Tanam Kangkung untuk Dijual Bijinya

Konten Media Partner
25 Juni 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu petani kangkung di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Sukat (68) (foto: dan/beritbojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu petani kangkung di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Sukat (68) (foto: dan/beritbojonegoro)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Jika selama ini kangkung (ipomoea aquatica) dikenal sebagai tanaman sayuran atau untuk diambil daunnya. Namun kini kangkung dibudidayakan untuk diambil bijinya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut yang dilakukan sejumlah petani di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang saat ini beralih menanam kangkung untuk dijual bijinya karena hasil penjualannya cukup menjanjikan. Selain itu, tanaman kangkung biaya produksinya lebih murah dan perawatannya jauh lebih mudah jika dibanding dengan menanam padi atau palawija.
Selain diambil bijinya, setelah panen, limbahnya berupa batang dan daun kangkung, masih dapat dijual untuk pakan ternak, sehingga para petani masih memperoleh penghasilan tambahan.
Tanaman kangkung di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro (foto: dan/beritbojonegoro)
Salah satu petani kangkung di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Sukat (68) kepada awak media ini Jumat (25/06/2021) menuturkan bahwa kangkung yang ditanam para petani di desanya jenis kangkung daun lebar.
Dirinya mengaku untuk lahan miliknya seluas kurang lebih 1 hektar saat panen dapat menghasilkan biji kangkung kering kurang lebih 1,5 ton. Sementara untuk harga jual saat ini berkisar antara Rp 18.000 hingga Rp 19.000 per kilogram, sehingga sekali panen dirinya mendapatkan hasil sekitar Rp 27 juta.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah lancar. Tanaman kangkung perawatannya sangat mudah dan biayanya sedikit. Setiap 3 bulan panen. Harapannya diberi kelancaran dan tidak ada halangan apa-apa," tutur Sukat.
Kepala Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Fathkul Huda SP saat beri keterangan. Jumat (25/06/2021) (foto: dan/beritbojonegoro)
Kepala Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Fathkul Huda SP menjelaskan bahwa tanaman kangkung menrupakan tanaman yang sangat toleran atau bisa ditanam di lahan yang kurang produktif dan perawatannya sangat mudah. Selain itu, biaya pemeliharaan tanaman kangkung relatif sedikit jika dibandingkan dengan tanaman padi dan palawija yang lain.
"Kangkung ini biaya penggarapan sangat minim, nantinya biaya produksinya bisa dicukupi dari hasil samping atau limbah dari kangkung kalau biji kangkung sudah dipanen," kata Fathkul Huda.
Fathkul Huda menjelaskan bahwa tanaman kangung yang ditanam para petani di desanya bukan diambil daunnya untuk sayuran, tetapi diambil bijinya. Selain bijinya, limbah dari batang dan daun kangkung setelah bijinya dipanen, bisa dijual untuk pakan ternak. Dan untuk satu hektare tanaman kangkung biasanya laku dijual Rp 1,5 juta.
ADVERTISEMENT
"Karena biaya produksi rendah bisa dicukup dari penjualan limbah itu." kata Fathkul Huda.
Terkait pembinaan, Fathkul Huda menyampaikan bahwa Pemerintah Desa Banjarsari juga telah menggandeng menggandeng pihak lain untuk mitra atau kemitraan.
"Tahun depan kita juga rencanakan ada support dari APBDes untuk pengembangan tanaman kangkung di Desa Banajarsari," kata Fathkul Huda.
Masih menurut Fathkul Huda bahwa prospek biji kangkung ini sangat bangus karena permintaannya sangat tinggi dan berapapun produksi biji kangkung yang dihasilkan para petani akan dibeli oleh pihak kemitraan, dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
"Pihak mitra ini berapapun produksinya mau menampung dan keuntungan dari kita ini dari awal sudah ada kesepakatan harga. Jadi para petani tidak merasa dipermainkan harganya karena di awal sudah ditentukan harga biji kangkung ini," kata Fathkul Huda.
ADVERTISEMENT
Camat Trucuk Heru Sugiharto SE MM saat beri keterangan. Jumat (25/06/2021) (foto: dan/beritbojonegoro)
Sementara itu, Camat Trucuk Heru Sugiharto SE MM menjelaskan bahwa di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, ada sekita 100 petani di 3 dusun yang petaninya beralih menanam kangkung, yaitu Dusun Karang, Kalisari, dan Dusun Kaliketek, dengan luas lahan kurang lebih 70 hektare.
"Akan terus kita kembangkan dengan melibatkan banyak petani dengan harapan ini menjadi alat produksi ekonomi masyarakat di wilayah Banjarsari agar semakin produktif dan perekonomiannya meningakat, sehingga akan menjadi sejahtera," tutur Heru Sugiharto.
Heru mengungkapkan bahwa Pemerintah Kecamatan Trucuk bersama Pemerintah Desa Banjarsari dan Pemkab Bojonegoro akan terus memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petani kangkung tersebut.
"Tentunya dukungan yang kita berikan agar para petani terus mengembangkan dan meningkatkan produksinya sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan ekonomi rumah tangga masing-masing," kata Camat Trucuk Heru Sugiharto.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, biji kangkung produksi para petani di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, tersebut nantinya diekspor ke Taiwan, yang akan dipergunakan sebagai bahan dasar kosmetik. (dan/imm)
Reporter: Dan Kuswan
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com