Petani di Dander, Bojonegoro, Keluhkan Anjloknya Harga Gabah

Konten Media Partner
19 Juni 2021 17:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana panen padi di lahan petani di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana panen padi di lahan petani di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Memasuki musim panen padi pada masa tanam kedua, harga gabah kering panen (GKP) di wilayah Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali anjlok atau terus mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Desa Kunci, Kecamatan Dander, para petani di desa setempat mengeluhkan harga jual gabah yang jauh di bawah harga penentuan pemerintah (HPP). Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di desa tersebut berkisar antara Rp 3.400 hingga Rp 3.700 per kilogram.
Selain itu, ratusan hektare tanaman padi di lahan tadah hujan di desa setempat juga mengalami kekeringan atau banyak yang mati sebelum masa panen, sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen.
Kondisi tersebut membuat para petani banyak yang merugi karena modal awal yang dikeluarkan oleh para petani untuk perawatan dan pembelian pupuk saat musim tanam cukup mahal.
Suasana panen padi di lahan petani di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
Salah satu petani di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Utomo (50), ditemui awak media ini pada Sabtu (19/06/2021) mengatakan bahwa harga gabah saat masa panen kedua tahun ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat, karena harganya kembali anjlok.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di desanya saat ini sebesar Rp 3.700 per kilogram dan cenderung terus mengalami penurunan.
"Sungguh ironis karena harga jual gabah tidak sesuai dengan harapan petani. Pasalnya saat musim tanam kemarin kita harus susah payah mendapatkan pupuk dengan harga pupuk yang mahal, karena pukul subsidi dari kelompok tani jatahnya kadang tidak mencukupi untuk kebutahan sehingga harus membeli pupuk non subsidi." kata Utomo.
Utomo mengaku bahwa kebanyakan petani di desanya menjual gabah saat panen atau gabah kering panen (GKP) dan sedikit sekali yang menjual gabah kering giling (GKG).
"Hampir semuanya petani di sini menjual gabahnya saat panen. Biasanya para pembeli datang langsung ke sawah, jadi kita tidak usah mengantarkan ke rumahnya," kata Utomo.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Kunci, Kecamatan Dander, Marwis, dihubungi awak media ini melalui sambungan telepon selulernya membenarkan bahwa harga gabah saat masa tanam kedua di tingkat petani saat ini kembali anjlok, yaitu di kisaran Rp 3.400 hingga Rp 3.700 per kilogram.
"Iya betul. Harga gabah kembali turun. Tidak mencapai 4.000 rupiah. Sekaran harganya antara 3.400 sampai 3.700 rupiah per kilogram," kata Marwik
Kades menjelaskan bahwa pada masa tanam kedua tahun ini, hampir 90 persen petani di desanya semuanya menanam padi, hanya saja dari total lahan yang ada di desanya hanya 50 persen yang mendapatkan aliran irigasi, sementara separonya lagi merupakan sawah tadah hujan.
"Untuk masa tanam kedua ini para petani di sini hampir semuanya tanam padi. Kalau masa tanam ketiga biasanya bayak yang ditanami kacang," kata Marwik.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selain harga gabah yang anjlok, sebagian petani di desanya, khususnya para petandi di lahan tadah hujan, seperti di kawasan Genengan dan Oro-oro Ombo, juga banyak yang mengalami gagal panen, karena tidak ada hujan.
Sementara, untuk sawah petani yang mendapatkan saluran irigasi, ada juga yang mengalami gagal panen karena diserang hama potong leher.
"Yang gagal panen separo, karena kekeringan. Kalau biasanya dapat 100 (sak), saat panen ini cuma dapat 40 (sak). Bahkan ada yang cuma dapat 2 (sak)." kata Marwik.
Saat ditanya apa penyebab anjloknya harga gabah tersebut, Marwik mengaku tidak tahu secara pasti. Namun menurutnya, setiap panen raya, harga gabah di tingkat petani cenderung turun. Untuk itu pihaknya berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi kepada para petani saat panen raya harga jual padi petani tidak mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020, tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah Untuk Gabah atau Beras disebutkan bahwa harga penetapan pemerintah (HPP) gabah ditetapkan dengan ketentuan bahwa harga pembelian gabah kering panen (HKP) dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 25 persen, dan kadar hampa atau kotoran paling tinggi 10 persen, sebesar Rp 4.200 per kilogram di petani atau Rp 4.250 per kilogram di penggilingan.
Sementara, harga pembelian gabah kering giling dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 14 persen, dan kadar hampa atau kotoran paling tinggi 3 persen, sebesar Rp 5.250 per kilogram di penggilingan, atau Rp 5.300 per kilogram di gudang Perum Bulog. (dan/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Dan Kuswan
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com