Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Produksi Mebel dan Kerajinan Kayu Blora Tembus Pasar Ekspor
25 Agustus 2022 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Blora - Usai dihantam pandemi COVID-19, industri mebel dan kerajinan kayu di Kabupaten Blora, Jawa Tengah kembali menggeliat dan mulai bangkit.
ADVERTISEMENT
Para perajin secara perlahan terus meningkatkan kualitas produksinya. Bahkan saat ini ada yang mulai menembus pasar ekspor.
Ia adalah Roisah (45). Salah satu pemilik industri mebel dan kerajinan kayu di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.
Roisah mengaku saat ini industri mebel dan kerajinan kayu yang ia miliki dalam setahun mampu mengekspor hingga 12 kontainer.
“Ya bisa dibilang sebulan satu kontainer untuk diekspor. Untuk saat ini ekspor yang dilakukan baru ke Korea. Belum ke negara lain,” tutur Roisah. Kamis (25/08/2022).
Industri mebel dan kerajinan kayu milik Roisah ini memanfaatkan limbah kayu jati maupun kayu jenis lain yang di jual masyarakat sekitar industri yang ia miliki.
“Kayu jenis apa aja bisa masuk. Memang memanfaatkan limbah, karena yang kayu besar-besar jarang laku, mereka (warga luar negeri) lebih suka yang kecil,” kata Roisah.
ADVERTISEMENT
Kerajinan kayu yang sering ia ekspor di antaranya ayunan, kisprai, tatakan bunga, meja dan kursi. Selain kerajinan tersebut, ada juga sejumlah kerajinan lain sesuai pesanan.
Dirinya mengaku, untuk harga kerajinan mebel dan kerajinan kayu bervariasi. Tentunya dengan harga yang berbeda, harga di Indonesia dan untuk yang diekspor.
“Harga kalau di sini 500 ribu rupiah sampai sana bisa sejuta rupiah. Bahkan bisa lebih, tergantung kualitas,” tutur Roisah.
Ia juga mengaku saat ini tidak ada kendala yang berarti dalam menjalankan bisnisnya, baik dari bahan baku maupun segi lainnya.
Saat ini industri mebel dan kayu miliknya setidaknya memiliki kurang lebih 20 karyawan yang merupakan warga desa setempat dan sekitarnya.
“Paling kendalanya saat finishing saja, kendala lain tidak ada. Untuk pekerja kami berdayakan warga sekitar untuk bekerja di sini,” tutur Roisah. (teg/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com