Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Profil Fadly Alberto Hengga, Pemain Timnas U-16 asal Bojonegoro
24 Juni 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Bojonegoro - Banyak pecinta bola Indonesia yang tidak menyangka kalau pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 yang berlaga di Turnamen ASEAN U-16 Boy Championship 2024, Fandy Alberto Hengga adalah warga Kabupaten Bojonegoro.
ADVERTISEMENT
Jika hanya dilihat dari “nama” dan “warna kulitnya” sepintas orang akan mengira kalau Fadly Alberto berasal dari wilayah timur Indonesia. Namun sejatinya Fadly Alberto memiliki darah campuran yaitu Papua dan Jawa.
Fandy Alberto Hengga, merupakan anak pertama dari pasangan suami istri John Clif Hengga (49) pria asal Timika, Papua Tengah, dengan Piana (43) perempuan asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Meski Fadly terlahir di tanah Papua atau tepatnya Kota Timika, namun sejak usia tiga tahun, Fadly dibawa pulang dan tinggal di kampung halaman ibunya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Sejak saat itu lah Fadly tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Jawa. Bahkan saat ini, selain Bahasa Indonesia, Fadly Alberto hanya bisa berbahasa Jawa dan sama sekali tidak dapat berbahasa Papua.
ADVERTISEMENT
Fadly Alberto Hengga, namanya mencuat setelah mencetak gol ketiga dalam laga Indonesia U-16 vs Singapura U-16 Turnamen ASEAN U-16 Boy Championship 2024 Grup A yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jumat (21/06/2024) lalu.
Dalam laga tersebut, Timnas Indonesia U-16 atau Garuda Muda berhasil mengalahkan Singapura U-16 dengan skor meyakinkan 3-0.
Ketiga gol tersebut masing-masing dicetak oleh Mierza Firjatullah pada menit ke-39, Evandra Florasta pada menit ke-57, dan Fandy Alberto Hengga di menit ke-86.
Namun, sedikit orang yang tahu bahwa Fadly Alberto Hengga, selama ini tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang kurang mampu dengan segala keterbatasannya.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan cita-cita Fadly untuk menjadi pemain sepak bola profesional.
ADVERTISEMENT
Fandy Alberto lahir di Kota Timika, Papua Tengah pada 22 Juni 2008, namun pada pertengahan tahun 2011 atau saat Fadly berusia 3 tahun, karena ibu dan bapaknya harus berpisah, Fadly dan adiknya akhirnya dibawa pulang oleh ibunya ke kampung halamannya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Sejak saat itulah Fadly tinggal dan dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya di Kabupaten Bojonegoro, dengan segala keterbatasannya. Bahkan boleh dibilang sebagai keluarga yang kurang mampu, karena ibu Fadly yang single parent (orang tua tunggal) hanya bekerja serabutan dengan membantu para tetangga yang membutuhkan jasanya, seperti mencuci pakaian dan merawat anak.
Saat ini Fandy Alberto tercatat sebagai murid Kelas XI pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Dander, Bojonegoro, jurusan Teknik Kendaraan Ringan.
ADVERTISEMENT
Fadly mempunyai seorang adik kandung bernama Iriana Beatrik Hengga (13), yang saat ini duduk di bangku kelas 9 pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bojonegoro.
Kini, Fadly bersama Ibu dan adiknya tinggal di sebuah rumah bedeng berukuran lebar 4 meter dan panjang 8 meter. Menurut keterangan ibunya, tanah tempat mendirikan rumah tersebut bukan tanah miliknya, namun milik Perhutani, sehingga status rumah tersebut sewaktu-waktu dapat dibongkar.
Dari latar belakang pendidikan, Fadly tercatat bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Putra Bakti Desa Banjarsari, Bojonegoro, lulus tahun 2015. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Banjarsari 1, Bojonegoro, lulus tahun 2021.
Setelah lulus SD, Fadly melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bojonegoro, lulus tahun 2023. Dan setelah itu melanjutkan ke SMK Negeri Dander, Bojonegoro.
ADVERTISEMENT
“Fadly Alberto Hengga, tahun ini naik dari kelas X ke kelas XI. Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, SMK Negeri Dander,” tutur Kepala Sekolah SMK Negeri Dander, Bojonegoro, Mulyono MPd. Minggu (23/06/2024).
Bakat sepak bola Fadly terlihat sejak usia 8 tahun atau saat dirinya mulai bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Sukorejo Putra Bojonegoro. Dari SSB tersebut Fadly memulai karirnya sebagai pemain sepak bola. Saat itu, Fadly masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Hal tersebut disampaikan Pelatih SSB Sukorejo Putra Bojonegoro, Hadi Purwanto (45) Minggu (23/06/2024). Menurut Hadi Purwanto, bakat Fadly terlihat sejak pertama bergabung di SSB yang ia asuh.
“Permulaan Fadly ikut SSB umur 8 tahun. Jadi ikut latihan tiga kali itu sudah kelihatan talentanya. Mempunyai bakat lebih dari yang lainnya yang seumurannya. Bahkan dia bisa mengimbangi umur di atasnya. Sejak saat itu dia sudah sering ikut turnamen kelompok umur,” kata Hadi Purwanto.
ADVERTISEMENT
Hadi Purwanto atau biasa dipanggil Wawan mengungkapkan bahwa sejak bergabung dengan SSB Sukorejo Putra Bojonegoro, Fadly konsisten dan terus berlatih secara disiplin untuk menjadi pemain sepak bola profesional, hingga akhirnya pada tahun 2023 lalu Fadly mendaftar untuk bergabung dengan Klub Bhayangkara FC Muda.
“Tahun 2023 lalu Fadly mendaftar untuk di Bhayangkara FC Muda, dan diterima.” tutur Wawan.
Fadly tidak menyangka di sela-sela kesibukannya di sekolah dan pemain sepak bola, rupa-rupanya ada seleksi Pemain Timnas U-16, sehingga dirinya ikut didaftarkan untuk mengikuti seleksi tersebut.
“Setelah itu ikut seleksi di Timnas U-16 dan lolos. Kemudian mengikuti TC (Training Centre) di Yogyakarta. Kemudian oleh coach (pelatih) Nova Arianto diseleksi lagi dan lolos terpilih memperkuat Timnas U-16 yang bertanding di ASEAN U-16 Boy Championship 2024.” kata Hadi Purwanto.
ADVERTISEMENT
Ibu kandung Fadly Alberto, Piana, ditemui di rumahnya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya yang kini tengah bergabung di Timnas Indonesia U-16, yang kini sedang mengikuti Turnamen ASEAN U-16 Boy Championship 2024.
“Pokoknya senang Fadly bergabung dengan Timnas Indonesia,” tutur Ibunda Fadly, Piana.
Sebagai orang tua tunggal, Piana berharap kepada Fadly Alberto agar menjadi anak yang mampu menjaga perilakunya dan selalu menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak sombong.
"Harapan saya agar jadi anak yang sukses dan terkabul apa yang dicita-citakan," tutur Piana.
Sementara itu, salah satu kerabat Fadly Alberto, Fatakun, yang juga selaku Ketua RT 035 Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan bahwa sejak pulang dari Papua sekitar tahun 2011 lalu, Fadly bersama Ibu dan adiknya tinggal di rumah bedeng yang sangat sederhana atau bahkan bisa dibilang kurang layak, yang dibangun di atas tanah milik Perhutani.
ADVERTISEMENT
“Ini tanah milik Perhutani, bukan tanah hak milik. Jadi sewaktu-waktu kalau dibutuhkan (oleh Perhutani) ya harus dibongkar rumahnya,” tutur Fatakun.
Saat ditanya apakah selama ini Ibunda Fadly pernah diusulkan untuk mendapatkan bantuan Program Bedah Rumah atau RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Fatakun menuturkan bahwa hal tersebut telah diusulkan, namun hingga saat ini masih belum ada realisasi.
Menurut Fatakun, ada kemungkinan hal tersebut diakibatkan oleh status kependudukan Ibu Fadly, di mana meskipun sudah tinggal di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro sejak tahun 2011, namun ibunda Fadly belum mengurus administrasi kependudukan. Dan kalau tidak salah baru sekitar tahun 2021 administrasi kependudukannya diurus.
Selain itu, kemungkinan juga terkendala terkait status tanah yang ditempati bukan tanah hak milik.
ADVERTISEMENT
“Kemungkinan juga karena status tanahnya yang bukan hak milik (tanah Perhutani), saya sendiri juga kurang tahu apa alasannya,” tutur Fatakun.
Sementara terkait adanya Program Kartu Prestasi Olahraga Bojonegoro (KPOB) dari Pemkab Bojonegoro, di mana setiap warga Bojonegoro yang berprestasi di bidang olahraga dapat diusulkan untuk mendapatkan bantuan, Fatakun mengaku bahwa selama ini Fadly Alberto belum pernah mendapatkan bantuan tersebut.
“Setahu saya belum pernah (mendapatkan bantuan KPOB).” tutur Fatakun.
Fatakun mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi keluarga Fadly saat ini boleh dibilang sebagai keluarga yang kurang mampu, karena ibu Fadly yang single parent (orang tua tunggal) hanya bekerja serabutan dengan membantu para tetangga yang membutuhkan jasanya, seperti mencuci pakaian dan merawat anak.
“Untuk pekerjaannya ya seadanya. Membantu para tetangga yang membutuhkan,” kata Fatakun.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya prestasi yang ditorehkan Fadly Alberto, Fatakun berharap kepada semua pihak, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, untuk memberikan apresiasi kepada keluarga Fadly, karena bagaimana pun juga Fadly telah turut mengharumkan nama Bojonegoro di kancah olahraga Nasional.
“Ya harapannya ada kepedulian dari Pemerintah Daerah,” kata Fatakun.
Di akhir keterangannya Fatakun juga berpesan kepada seluruh generasi muda, utamanya yang memiliki bakat di bidang olahraga, agar tidak mudah menyerah dengan keterbatasan yang dimiliki, terbukti Fadly dengan segala keterbatasannya mampu mengukir prestasi di bidang olahraga hingga tingkat nasional.
"Semoga prestasi yang diraih Fadly ini bisa menjadi inspirasi bagi para generasi muda bahwa kekurangan bukanlah menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan,” tutur Fatakun. (red/imm)
ADVERTISEMENT
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah di-publish di: https://beritabojonegoro.com