Resensi Buku: Susah Sinyal

Konten Media Partner
2 Oktober 2021 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: Cover buku Susah Sinyal karya Ika Natassa dan Ernest Prakasa. (Foto: Dok Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Cover buku Susah Sinyal karya Ika Natassa dan Ernest Prakasa. (Foto: Dok Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Rahasia terbesar dalam semesta ini adalah hidup itu sendiri. Kelahiran, kematian, dan setiap detik yang ada di antaranya, rahasian besar Tuhan. Kita bisa berusaha, bisa berdoa, bisa memproyeksi secara 'scientific', bisa mencoba berhitung, beberapa bahkan mengklaim bisa meramal, pada akhirnya yang membuka rahasia itu sendiri waktu." (kutipan halaman 51)
ADVERTISEMENT
Novel ini diadaptasi dari skenario film Susah Sinyal karya Ernest Prakasa dan Meira Anastasia. Novel kolaborasi ini akan membawa kita ke dalam perjalanan menemukan jati diri sendiri, berdamai dengan masa lalu, dan menerima kenyataan, sepahit apa pun itu, tanpa kehilangan harapan.
Novel ini menceritakan Ellen, seorang single mom yang memempunyai satu putri bernama Kiara. Mereka tinggal bersama Oma Agatha, di Jakarta.
Tiga puluh enam tahun hidup di Jakarta, sudah cukup membuat Ellen paham, bahwa kota ini tidak cocok untuk mereka yang lemah dan gampang menyerah, serta membuatnya sukses di usia muda.
Ellen pengacara muda yang sukses dan berbakat. Karena kesibukkannya, Ellen jarang meluangkan waktu bersama Kiara. Hal tersebut membuat Kiara merasa kurang kasih sayang. Oma-lah yang merawat Kiara dari kecil dan oma sangat sayang kepada Kiara.
ADVERTISEMENT
Semua terjadi dengan tiba-tiba Oma Agatha meninggal karena serangan jantung. Tangis Ellen pecah dan tungkainya tidak kuat menahan beban kenyataan. Ibu bukan hanya yang melahirkan dan membesarkannya tetapi teman bicara dan pilar kehidupanya.
Begitupun dengan Kiara yang sangat merasa kehilangan, dia selalu beranggapan bahwa Oma adalah satu-satunya orang yang perduli dan menyayangi dia lebih dari apapun. Betapa remuk hatinya, orang yang sedari kecil merawatnya kini telah tiada.
Ilustrasi: Cover buku Susah Sinyal karya Ika Natassa dan Ernest Prakasa. (Foto: Dok Istimewa)
Ponsel Ellen bergetar mendapat panggilan dari guru BP karena Kiara bermain instagram saat jam pelajaran. Guru BP prihatin atas kondisi Kiara dan menyarankan untuk berlibur menghabiskan waktu berdua antara Kiara dan Elllen agar mempererat hubungan keduanya. Kiara butuh waktu untuk memulih diri. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Sumba.
ADVERTISEMENT
Tiba di Sumba, tidak dapat mengakses jaringan di sana. Susah sinyal. Mereka menginap di hotel milik Tante Maya. Bahkan Kiara dekat dengan salah satu pegawai hotel. Perlahan Ellen dapat memahami perasaan Kiara, mereka saling terbuka antara satu sama lain.
Mereka kembali ke Jakarta dengan perasaan senang. Hubungan merekapun semakin dekat, namun Ellen ada masalah kantor. Kasus yang ditanganinya hampir hancur.
Karena Ellen berjanji untuk menonton penmpilan Kiara saat tampil di audisi ajang pencarian bakat yang sudah di impikan sejak lama. Kiara marah langsung pergi ke Sumba sendirian untuk menenangkan diri, Ellen pun menyusul Kiara ke Sumba.
Betapa marah Kiara karena mamanya tidak menepati janjinya dan selalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan menjaga jarak padanya. Kiara sempat bertanya pada Ellen, apakah karena papanya.
ADVERTISEMENT
Ellen mengakui memang salahnya menikah terlalu muda untuk membahagiakan ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan, karena ayahnya ingin memiliki cucu. Tapi suami Ellen selingkuh dan tidak cukup dengan satu wanita, sehingga kemudian mereka berpisah. Tapi sungguh Ellen sangat menyayangi Kiara lebih dari apapun.
Pelan-pelan Kiara memahaminya. Perlahanj hubungan mereka pun sangat baik dan tidak ada jarak di antara mereka. Bahkan Kiara berduet menyanyi bersama mamanya.
Pesan yang dapat di petik dari novel ini adalah hargai waktu. Waktu tidak bisa diulang dan terus berjalan. (*/kik)
Identitas buku:
Judul buku: Susah Sinyal
Penulis: Ika Natassa dan Ernest Prakasa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2018
Deskripsi Fisik (Tebal): 272 halaman
ADVERTISEMENT
Penulis Resensi: Ananda Silviana Putri (Penulis adalah Guru Pegiat Kampung Ilmu Bojonegoro).
Editor: Muhammad Roqib
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublis di: https://beritabojonegoro.com