Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Ribuan Pemuda Padati Pendapa Pemkab Tuban, Bacakan Maklumat Satu Tekad
30 November 2018 22:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB

ADVERTISEMENT
Oleh Achmad Junaidi
Tuban - Lebih dari seribu pemuda dari berbagai kalangan, mulai pelajar, mahasiswa , Banser dan Ansor, pada Jumat (30/11/2018), bertempat di Pendapa Pemkab Tuban, bacakan maklumat satu tekad, untuk kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
Acara yang dimotori oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban tersebut dihadiri Pengurus Besar Nahdzatul Ulama (PBNU), Dr Ainur Rofiq Al-Amin, dengan mengusung tema, Geliat Generasi Milenial Tekad Resonansi Kebangsaan.

Ainur Rofiq Al-Amin dihadapan ribuan peserta mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Tuban agar tetap menjaga kerukunan dan memegang erat nilai NKRI. Selain itu ia menjelaskan tentang organisasi yang pernah diikuti, yaitu HTI, yang dirasa sangat jauh dari nilai sosial dan bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia. Menurutnya, doktrin khilafah yang kerap disuarakan merupakan doktrin yang keliru dan tidak perlu dijalankan di negara Indonesia, karena negara ini dibentuk berdasarkan istihat para ulama terdahulu.
"Saya tegaskan tinggalkan saja gerakan HTI dan mari kembali bersatu membangun NKRI, dengan membangun bangsa yang sudah diwariskan para ulama dan pendiri bangsa kita," terang Gus Rofiq.
ADVERTISEMENT
Untuk itu ia menentang dan mengajak masyarakat Indonesia untuk wajib menyuarakan penolakan terhadap organisasi yang jauh dari nilai-nilai keluhuran bangsa Indonesia. Menurut Gus Rofiq , saat ini ada upaya untuk menysupkan ideologi ini ke sejumlah institusi, baik perguruan tinggi, pemerintahan bahkan penegak hukum. Maka dari itu, perlu dibentengi pemahaman yang kuat dalam setiap diri pribadi seseorang agar tidak mudah dipengaruhi ajaran HTI yang dianggap menyesatkan tersebut.
"Sekarang orang HTI satu saja bisa mempengaruhi lebih dari lima orang, dan jika ini terus terjadi di dalam bangsa Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan bangsa ini akan hancur," papar mantan penganut HTI ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, gerakan yang mengatasnamakan agama seperti HTI ini perlu diwaspadai bersama.
ADVERTISEMENT
“Karena jika tidak dijaga sejak dari sekarang, maka tidak menutup kemungkinan bangsa yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu dengan tumpahan darah, akan hancur dan lebur oleh sebuah faham yang menyesatkan.” katanya.
Sementara itu, salah satu peserta dari salah satu perguruan tinggi di Tuban, Digta Nur Dianita mengaku sangat senang dan memberikan apresiasi yang baik, karena dengan kegiatan ini seyogyanya kaum muda dapat menyaring segala bentuk ideologi yang dapat menyesatkan generasi muda.
"Bagus sekali acara ini, semoga ke depannya ada kegiatan seperti ini lagi, karena kalau jiwa muda saat ini tidak selalu diingatkan akan hal ini, maka tidak menutup kemungkinan generasi muda akan terbawa dalam suasana HTI," ungkap Digta.
ADVERTISEMENT
Di sesi terakhir, ribuan pelajar, mahasiswa, banser dan sejumlah pemuda lainnya membacakan ikrar atau sumpah untuk tetap berpegang teguh dan menentang dengan keras faham radikal, untuk tidak diperbolehkan masuk di Indonesia. (jun/imm)