Sungai Bengawan Solo di Blora Kembali Tercemar

Konten Media Partner
10 September 2021 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang airnya berubah warna menjadi kehitam-hitaman. (foto: priyo/beritabojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang airnya berubah warna menjadi kehitam-hitaman. (foto: priyo/beritabojonegoro)
ADVERTISEMENT
Blora - Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora beberapa hari terakhir ini berubah warna menjadi kehitam-hitaman dan diduga tercemar oleh limbah.
ADVERTISEMENT
Kejadian serupa terjadi setiap tahun dan telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, terutama saat musim kemarau atau saat elevasi air Sungai Bengan Solo mengalami penyusutan.
Belum diketahui secara pasti asal limbah yang mengakibatkan tercematnya sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut, numun diduga limbah tersebut berasal dari wilayah hulu sungai dan dipastikan bukan berasal dari wilayah Kabupaten Blora.
Kepala Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Diro Beni Susanto, kepada awak media ini Jumat (10/09/2021) mengungkapkan bahwa tercemarnya Sungai Bengawan Solo terjadi sejak 3 hari lalu.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat merugikan masyarakat di desanya, karena kalau terjadi terus-menerus dan dibiarkan, air sungai tersebut akan tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu, juga akan berpengaruh terhadap tanaman pertanian.
ADVERTISEMENT
“Adanya limbah Bengawan Solo yang kemarin mangakibatkan ikan pada mabuk dan mati. Itu kan secara otomatis akan mengurangi mata pencaharian mereka, karena biasanya limbah itu berpengaruh lama dengan kehidupan di Sungai Bengawan Solo, seperti ikan udang dan lain sebagainya,” ucap Diro. Jumat (10/09/2021).
Diro menerangkan bahwa dulu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah melakukan kunjungan atau sidak tentang sudah ditemukannya pabrik yang membuang limbah, tapi kenyataannya sampai saat ini fenomena itu masih terus terjadi dan masih terus berulang setiaptahun.
"Harapan kami bisa ditindaklanjuti yang lebih spesifik, sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan mengakibatkan pencemaran itu bisa diingatkan dan kalau perlu ya diberikan sanksi yang lebih berat,” tuturnya dengan kesal.
Diro juga mengungkapkan bahwa pada Rabu (08/09/2021) lalu, ikan di Sungai Bengawan Solo pada mabuk atau pladu, sehingga banyak ikan yang mati. Menurutnya, waga banyak yang menangkap ikan yang keracunan tersebut. Berbagai jenis ikanpun didapatkan, seperti bader (tawas), jendil (patin), dan udang.
ADVERTISEMENT
"Ikan yang keracunan tersebut dipunguti oleh warga di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo. Ada yang dikonsumsi sendiri, ada juga yang dijual." kata Diro.
Kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora yang airnya berubah warna menjadi kehitam-hitaman. (foto: priyo/beritabojonegoro)
Terpisah, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora, Yan Ria Pramono, pihaknya mengaku bahwa PDAM Blora hingga saat ini masih melakukan produksi.
"Pengolahannya tetap kita upayakan dengan beberapa tahapan, mulai dari blower lumpur, kemudian dimixer dengan bahan kimia, untuk memecah konsentrasi warna," tutur Yan Ria Pramono.
Saat ditanya apakah tercemarnya air Sungai Bengawan Solo tersebut menganggu pelayanan pelanggan. Dirinya mengaku sudah memberikan informasi kepada pelanggan terkait kondisi Sungai Bengawan Solo saat ini.
“Ya jelas mengganggu, tapi kami berupaya tetap melakukan produksi." tutur Yan.
Yan mengungkapkan bahwa kemungkinan ada buangan limbah industri yang berasal dari wilayah hulu sungai, dan dipastikan bukan berasal dari wilayah Kabupaten Blora, yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berharap kondisi air Sungai Bengawan Solo tersebut segera membaik, mengingat air sungai tersebut berdampak pada hajat hidup orang banyak, dalam kebutuhan hidup sehari hari.
“Saya kira tidak hanya Blora, wilayah lain pastinya juga sama. Ini kami juga koordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup,” ujar Direktur PDAM Kabupaten Blora, Yan Ria Pramono.
Yan juga mohon maaf atas nama perusahaan terkait kondisi air PDAM saat ini, Meski demikian pihaknya tetap terus berusaha yang terbaik. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com