Umat Konghucu Tuban Gelar Sembahyang Kue Bulan di Kelenteng Kwan Sing Bio

Konten Media Partner
22 September 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam (21/09/2021) (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Umat Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam (21/09/2021) (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Tuban - Puluhan umat Konghucu di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, pada Selasa malam (21/09/2021), menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dan ritual Dewi Bulan, dalam rangka memperingati musim gugur atau rontok.
ADVERTISEMENT
Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dilakukan setiap setahun sekali pada malam Tiong Chiu yakni pada pertengahan musim rontok, sesuai penanggalan Tiongkok, yang tahun ini berlangsung pada tanggal 15 bulan 8 tahun 2572 atau jatuh pada tanggal 21 September 2021.
Sebelum adanya pandemi COVID-19, Perayaan malam Tiong Chiu Pia digelar di laut yang diikuti oleh seluruh para nelayan, namun karena adanya pandemi, perayaan digelar di area kelenteng.
Umat Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam (21/09/2021) (foto: istimewa)
Ketua Penilik Demisioner Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro kepada awak media ini Rabu (22/09/2021) mengungkapkan bahwa sembahyang malam Tiong Chiu atau perayaan kue bulan berlangsung pada musim rontok, di mana bulan purnama berada pada posisi yang paling bulat di sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan malam pertengahan Tiong Chiu dilakukan setiap tahun dengan sembahyang," tutur Alim Sugiantoro.
Menurut Alim Sugiantoro, tak hanya itu, umat Konghucu juga melakukan ritual dewi bulan dan dewa matahari yang turun ke bumi dengan mengitari kolam yang berada di halaman belakang Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, dengan menggunakan perahu.
"Ritual ini sebagai bentuk kemakmuran bagi seluruh umat. Sementara Dewi Bulan dan perahu sebagai simbolis saja." kata Alim Sugiantoro.
Alim juga menyampaikan bahwa dalam sembahyang tersebut, umat Konghucu juga mendoakan agar pandemi COVID-19 segera sirna, sehingga bangsa Indonesia dapat mengembalikan perekonomian, termasuk para petani mendapatkan hasil panen yang bagus dan melimpah.
"Semoga tahun depan sudah tidak ada Corona, jadi perayaan kue bulan ini akan kami gelar di laut yang diikuti seluruh nelayan, karena semua orang boleh ikut merayakan," kata Alim Sugiantoro. (ayu/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Ayu Fadillah
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublis di: https://beritabojonegoro.com