Warga Ponorogo Ubah Limbah Kaca Jadi Karya Seni Bernilai Jual Tinggi

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2019 4:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Miran saat menunjukkan hasil karyanya yang terbuat dari limbah kaca [Foto: Istimewa]
zoom-in-whitePerbesar
Miran saat menunjukkan hasil karyanya yang terbuat dari limbah kaca [Foto: Istimewa]
ADVERTISEMENT
Ponorogo (beritajatim.com) – Di tangan orang kreatif, barang yang kelihatannya tidak berguna bisa diubah menjadi sebuah karya seni unik. Seperti yang dilakukan oleh Miran, warga asal Desa Bekare, Kecamatan Bungkal Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Dia mengubah limbah kaca di sekitar rumahnya menjadi kerajinan tangan yang unik dan bernilai jual tinggi. “Pembuatan karya seni dari limbah kaca ini sudah saya lakukan sejak tiga tahun yang lalu,” kata Miran, Senin (19/8/2019).
Ide pembuatan aneka model kerajinan dari kaca ini, memurut Miran, saat dirinya baru saja pulang dari perantauan. Kala itu, Miran tidak mempunyai pekerjaan tetap di kampung halaman.
Lantas, Miran iseng-iseng membuat kerajinan dari kaca. “Mengapa kok kaca? Ya karena waktu itu banyak sekali limbah kaca di sekitar rumah,” katanya.
Pembuatan kerajinan tersebut, kata Miran, cukup mudah. Pertama, limbah pecahan kaca itu dipotong kecil-kecil. Setelah selesai dipotong dengan ukuran-ukuran tertentu, kemudian kaca yang sudah dipotong dirangkai dengan lem.
ADVERTISEMENT
Miran menjelaskan bahwa replika Menara Eiffel, Menara Petronas, dan Masjid Demak adalah beberapa kerajinan tangan yang pernah dibuatnya. “Saya juga membuat berbagai kaligrafi, juga dari bahan pecahan kaca,” ungkapnya.
Berapa harga hasil karya itu? Miran mengungkapkan, karya seninya dihargai mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah. Sedangkan untuk pemasarannya, selama ini Miran memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan karya seninya tersebut.
“Pemanfaatan limbah pecahan kaca ini, itung-itung bisa mengurangi sampah non-organik, yang mana kian hari kian menggunung,” pungkasnya. [end/suf]
Reporter: Endra Dwiono