5 Pemain Kembali Dipanggil Timnas, Rasiman Putar Otak

Konten Media Partner
1 Oktober 2019 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 Pemain Kembali Dipanggil Timnas, Rasiman Putar Otak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pamekasan (beritajatim.com) – Sebanyak lima pemain Madura United FC kembali dipanggil Tim Nasional (Timnas) Indonesia, yang tengah mempersiapkan tim dalam program pemusatan latihan alias Training Centre (TC) untuk pertandingan resmi internasional.
ADVERTISEMENT
Total pemain tersebut terdiri dari empat pemain yang dipanggil untuk timnas senior untuk babak kualifikasi Piala Dunia 2022, yakni Alberto Goncalves, Andik Vermansyah, Mohammad Ridho Djazulie dan Zulfiandi. Serta satu pemain di timnas U-22 untuk persiapan SEA Games, yakni Syahrian Abimanyu.
Kondisi tersebut membuat Pelatih Laskar Sape Kerrab, Rasiman harus bekerja keras dan memutar otak untuk menyiapkan komposisi tim menjelang laga Big Match pada lanjutan Liga 1 2019 menjamu Persib Bandung di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), Sabtu (5/10/2019).
“Bagi kami kompetisi yang bagus seharusnya menghasilkan timnas yang bagus, sebab kami semua profesional,” sentil Pelatih Madura United FC Rasiman mengomentari timnya yang bakal kembali ditinggalkan sejumlah pemain pilar di laga penting, Senin (30/9/2019).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, pihaknya juga menilai kondisi tersebut terbilang sangat merugikan tim secara keseluruhan. Apalagi dirinya pernah mengalami hal serupa saat bersama Sriwijaya FC. “Banyak pemain yang dipanggil tentu merugikan tim, musim lalu bahkan lebih parah,” ungkapnya.
“Seperti diketahui, tim-tim sekelas Sriwijaya dan Mitra Kukar harus rela melepas pemain kunci mereka ke timnas (Indonesia) saat kompetisi berlangsung. Hasilnya seperti apa ? Tim-tim itu justru terdegradasi,” sambung juru taktik asal Banjarnegara ini.
Hal tersebut membuatnya harus memberikan masukan konstruktif demi terwujudnya kompetisi berkelas, seperti yang diharapkan semua elemen sepak bola. “Ini sangat tidak adil, siapa yang salah dalam hal ini. Sebagai pelatih kami tidak bisa sependapat, intinya kompetisi harus lebih fair. Sebab muara dari kompetisi adalah tim nasional,” pungkasnya. [pin/suf]
ADVERTISEMENT