Konten Media Partner

Abu Ampas Tebu, Solusi Pencemaran Limbah Logam Berat

1 Agustus 2018 16:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abu Ampas Tebu, Solusi Pencemaran Limbah Logam Berat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Malang(beritajatim.com) - Pencemaran logam berat merupakan suatu masalah yang menjadi fokus pada pengolahan limbah industri. Logam berat kromium banyak digunakan dalam industri kimia yang menyebabkan logam kromium umumnya ikut terbuang dan dapat mencemari air sungai serta air tanah.
ADVERTISEMENT
Padahal apabila logam kromium terkonsumsi oleh makhluk hidup memiliki dampak yang buruk pada kesehatan. Metode paling umum dan efisien untuk pengolahan limbah adalah metode adsorpsi atau penyerapan.
Silika telah digunakan sebagai bahan penyerapan dalam pengolahan limbah logam berat tetapi sulit untuk diregenerasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka digunakannya magnetit (Fe3O4) sebagai adsorben yang dapat diregenerasi.
Namun, magnetit memiliki sifat yang sangat mudah teroksidasi dan mudah larut dalam kondisi asam, sehingga dilakukan modifikasi permukaan magnetit dengan cara melapisi permukaan magnetit dengan silika. Selain itu sifat permukaan silika yang luas menyebabkan daya penyerapan yang semakin tinggi.
Dari permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya yang terdiri dari Indah Feliana, Joshia Christa Pradana, dan Philio Valerino bersama Dosen Pembimbing Dwi Saptati melakukan penelitian.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini didanai oleh Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan memanfaatkan silika dari limbah abu ampas tebu untuk penyalutan nanopartikel besi sebagai bahan penyerap dalam penyisihan logam berat kromium.
"Kami memilih abu ampas tebu sebagai sumber silika karena kandungan silika pada abu ampas tebu yang cukup tinggi, selain itu juga hingga saat ini abu ampas tebu kurang begitu dimanfaatkan," kata salah satu anggota tim, Joshia Christa Pradana, Rabu, (1/8/2018).
"Padahal jumlah abu ampas tebu hasil sisa pengolahan tebu pada industri gula sangat melimpah. Di Indonesia sendiri dapat mencapai 10,2 juta ton pertahun,” imbuh Joshia Christa Pradana.
Salah satu anggota tim lainnya, Philio Valerino mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi silika dari abu ampas tebu sehingga didapatkan natrium silikat yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat magnetit bersalut silika melalui metode elektrodeposisi.
ADVERTISEMENT
"Elektrodeposisi merupakan pengendapan logam pada katoda selama elektrolisis. Hasil dari penelitian ini yaitu magnetit bersalut silika dapat menyerap logam kromium sebanyak 57%," ucap Philio.
Sedangkan Ketua tim Indah Feliana berharap penelitian ini bisa menjadi alternatif pada unit pengolahan limbah dalam industri kimia, khususnya dalam pengolahan limbah logam kromium. "Sehingga limbah ini tidak membahayakan lingkungan dan makhluk hidup serta pertumbuhan industri kimia juga tidak terhambat,” tandas Indah Feliana. (luc/ted)