Akhir Polemik GBT: Golkar dan Pemkot Surabaya Sepakat Damai

Konten Media Partner
8 November 2019 18:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jelang bidding venue piala dunia U-20 tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal merenovasi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) awal tahun 2020. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jelang bidding venue piala dunia U-20 tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal merenovasi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) awal tahun 2020. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surabaya (beritajatim.com) – Polemik soal Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang mencuatkan wacana penggunaan hak interpelasi oleh Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, berakhir dengan damai.
ADVERTISEMENT
Para pihak yang sempat miskomunikasi telah bertemu untuk bermusyawarah di ruang Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Jumat (8/11).
Para pihak itu adalah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya, Afghani; Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dispor, Edi Santoso; Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni; dan Anggota Fraksi Agung Prasodjo.
Musyawarah difasilitasi pimpinan DPRD Surabaya, yaitu ketua Adi Sutarwijono, Wakil Ketua Laila Mufidah, AH Thony, dan Reni Astuti.
”Saya bersyukur, polemik yang ramai di media massa, pihak diselesaikan dengan musyawarah. Jalan ini yang dianjurkan oleh Tata Tertib DPRD Surabaya. Model musyawarah seperti ini juga sesuai corak kepribadian bangsa kita yang pancasilais,” ujar Adi.
Polemik soal Stadion GBT bermula saat kunjungan Menpora Zainuddin Amali ke stadion kebanggaan arek-arek Suroboyo itu pada Minggu (3/11/2019). Ketika itu, Zainuddin Amali batal masuk karena stadion terkunci.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Zainuddin sendiri untuk mengecek fasilitas di Stadion GBT yang bakal menjadi salah satu venue untuk Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang. Kejadian itu membuat Fraksi Partai Golkar memunculkan wacana penggunaan hak interpelasi kepada Wali Kota Risma.
”Hari ini kita duduk bersama, bicara dari hati ke hati, merajut saling pengertian dan memahami peristiwa tersebut. Semuanya saling legawa. Kesimpulannya, ke depan, kita semua harus saling meningkatkan koordinasi, supaya miskomunikasi dan miskoordinasi tidak terulang lagi,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Baca Juga:

ADVERTISEMENT
Adi mengatakan, musyawarah antarpihak yang sempat miskomunikasi hari ini menjadi momentum untuk memperkuat kekompakan seluruh jajaran di Surabaya dalam menyambut Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang.
”DPRD bersama Pemkot Surabaya bertekad untuk mengegolkan Kota Pahlawan ini sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Kita semua ingin bila Surabaya sukses menjadi tuan rumah event dunia. Masyarakat Surabaya dan para pencinta sepak bola pasti bangga melihat Surabaya semakin menjadi kota berkelas internasional dan bisa membawa harum nama bangsa di pentas dunia,” jelas Adi. [ifw/but]