Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Hoaks Jokowi Akan Legalkan Zinah, TKD Jatim: Ini Sudah Keterlaluan!
13 Maret 2019 9:25 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin buka suara terkait viralnya video seorang ustadz di Banyuwangi yang mengatakan perzinahan akan dilegalkan di Indonesia, jika paslon 02 kalah.
ADVERTISEMENT
“Ini sungguh sangat gila semburan-semburan fitnah dan hoaks makin menjadi-jadi menyerang paslon nomor urut 01. Sebelumnya, ibu-ibu di Karawang bilang azan akan dihilangkan, ada juga di Sulsel bilang pelajaran agama akan dihapus. Ada firnah lagi LGBT akan dilegalkan, sekarang bilang perzinahan dilegalkan. Ini sudah keterlaluan,” tegas Machfud kepada wartawan di Kantor TKD Jatim, Selasa (12/3/2019).
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada aparat kepolisian yang telah bergerak cepat mengamankan Ustadz Supriyanto dan salah seorang ketua partai bernama Imam Suherlan. “Mudah-mudahan ditindaklanjuti seperti kasus semburan fitnah di Karawang yang dilakukan penegakan hukum dan diproses. Ini menjadi pelajaran supaya tidak terjadi lagi fitnah-fitnah lainnya,” jelasnya.
Mantan Kapolda Jatim ini mengimbau kepada seluruh TKD kabupaten/kota, parpol koalisi dan relawan pemenangan 01 untuk tidak membalas dengan melakukan semburan fitnah dan hoaks. “Kami akan gencar turun ke bawah dan door to door untuk menangkal hoaks serta fitnah itu. Kami sampaikan program-program Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf dan keberhasilan pembangunan pemerintahan saat ini,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kalau hoaks dan fitnah tidak ditangkal, pihaknya mengaku khawatir akan menggerus kepercayaan masyarakat kepada paslon 01. Ini karena sebagian kecil masyarakat di bawah percaya dan termakan berita bohong itu.
“TKD kecapekan mengklarifikasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat soal Jokowi PKI itu tidak benar dan hoaks, kriminalisasi ulama tidak benar, antek asing tidak benar dan serbuan tenaga kerja China yang dibilang jutaan itu tidak benar. Kalau tidak dikkarifikasi, ini bahaya dan masyarakat di kampung-kampung percaya. Jokowi dituduh PKI di Madura itu masih lengket hingga sekarang,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ustadz Supriyanto dan Imam Suherlan diantar oleh anggota Polsek Kalibaru menuju Polres Banyuwangi. Menggunakan mobil dinas polisi, kedua orang tersebut tampak lesu tanpa mengucap satu patah katapun.
ADVERTISEMENT
Keberangkatannya dari Polsek disaksikan langsung oleh Camat Kalibaru, M. Nuril Falah bersama jajaran Forpimka. Nampak pula, beberapa kerabat dari keduanya yang nampak berjabat tangan seraya melepas keduanya.
Ustadz Supriyanto tampak kalem saat berjalan menuju ke mobil. Sedang Imam Suherlan terlihat matanya berkaca-kaca penuh penyesalan.
Keduanya dijadikan saksi oleh kepolisian lantaran videonya yang viral di jagad maya. Video itu berisi dugaan penyebaran isu tidak benar, karena mengumbar pernyataan terkait pasangan calon presiden nomor urut 01 yang akan melegalkan undang-undang perzinahan jika menang terpilih.
Bahkan dalam isi video berdurasi 51 detik itu juga menyatakan jika pasangan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin memimpin Indonesia, negara akan hancur. Video itu juga berisi ajakan kepada warga untuk memilih pasangan nomor urut 02. [tok/but]
ADVERTISEMENT