Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Jembatan Widang-Babat Dibuka, Semua Kendaraan Bisa Lewat
6 Juni 2018 17:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Tuban (beritajatim.com) - Terhitung sejak mulai pagi ini, jembatan Widang-Babat, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban yang telah dilakukan perbaikan setelah mengalami ambruk beberapa waktu lalu sudah kembali di buka dan bisa dilalui kendaraan, Rabu (6/6/2018).
ADVERTISEMENT
Pembukaan jembatan itu langsung disaksikan oleh Dr. H. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur yang meninjau secara langsung jembatan Widang-Babat itu. Semua jenis kendaraan sudah bisa melintasi jembatan dengan batasan kendaraan yang berkapasitas 40 ton.
Sebelum dibuka untuk semua jenis kendaraan, jembatan Widang-Babat tersebut sudah dilakukan proses uji coba dan uji getaran. Uji getaran terhadap jembatan yang merupakan akses jalur nasional tersebut sudah dilakukan oleh tim dari BBPJN pada hari Senin (4/6/2018) kemarin lusa.
"Semua ini sudah dites tentang kemampuan dan kekuatannya. Ini hanya diperbolehkan rata-rata 40 ton," terang Dr. H. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur saat berada di jembatan Widang-Babat tersebut.
Untuk proses pengerjaan proyek perbaikan dan perawatan jembatan Widang-Babat tersebut sudah dinyatakan selesai semua, termasuk pembuatan marka dan juga pemasangan rambu. Sehingga sudah tidak ada lagi aktivitas pengerjaan proyek di jembatan dengan panjang 260 meter itu.
ADVERTISEMENT
"Untuk yang kuning itu tidak boleh berhenti di situ. Prinsipnya (yang melebihi 40 ton) tidak boleh, tapi kita tidak bisa mengukur. Maka kemudian truknya tidak boleh jejer, harus beriringan," sambung Pakde Karwo.
Sementara itu, Pakde Karwo menyatakan bahwa tidak bisa mengetahui secara pasti apakah untuk kendaraan yang melewati jembatan itu kapasitasnya 40 ton atau lebih. Pasalnya, sampai dengan sejauh ini tidak jembatan Timbang yang bisa mengukur secara pasti muatan dari kendaraan yang melintas.
"Jembatan Timbang tidak ada, nanti Pak Menteri PU biar menyampaikan kepada Pak Menteri Perhubungan. Kalau tidak ada yang melihara jembatan timbangnya itu ya jebol, semua jalan akan rusak kembali, karena tidak bisa karena tidak bisa menghitung secara persis berapa ton itu," ungkapnya.[mut/ted]
ADVERTISEMENT