Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Kisah Kerajaan Blambangan, Bali dan Mataram Akan Tampil di Festival Kuwung
6 Desember 2017 21:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) – Rangkaian budaya dalan Banyuwangi Festival masih berlangsung. Akhir pekan ini, Sabtu (9/12/2017) ada pagelaran budaya bertajuk pawai Kuwung atau Festival Kuwung.
ADVERTISEMENT
Kegiatan akan menampilkan beragam seni dan budaya asal Banyuwangi. Bedanya kegiatan ini dengan festival budaya lain, festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam.
Karena sesuai dengan namanya, Kuwung yang merupakan bahasa Osing artinya pelangi.
“Inilah yang membedakannya dengan festival lainnya. Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan dipertontonkan,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Rabu (6/12/2017).
Seperti biasa, festival ini akan diikuti ratusan peserta dari seluruh penjuru Banyuwangi. Namun, dalam setiap gelarannya dibedakan melalui tema.
Kali ini, mereka akan membawakan tema sejarah perjuangan para raja yang pernah bertahta di Bumi Blambangan. Banyak fragmen heroisme yang dikemas dalam sendratari oleh para peserta.
ADVERTISEMENT
"Tema ini kita angkat seiring dengan peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). Pada Desember 246 tahun lalu, terjadi perang besar Puputan Bayu antara rakyat melawan VOC (Belanda) yang kemudian diperingat sebagai Harjaba," jelas Anas.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda, menambahkan festival ini dikemas dalam sebuah parade dengan menampilkan kesenian yang lakonnya bersumber dari cerita perjuangan para tokoh raja jaman dahulu. Parade ini nanti akan dibagi dalam lima kelompok besar.
"Masing-masing kelompok kata Bramuda, akan membawakan lakon sejarah perjuangan masa lalu dengan sejarah yang berbeda. Seperti Payung Agung Prabu Tawangalun. Lakon ini mengkisahkan kemerdekaan Macan Putih Blambangan dari pengaruh kekuasaan Mataram," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, lanjut Bramuda, ada kisah Agunge Wong Agung Wilis, yang menceriterakan lepasnya Wong Agung Wilis dari penjara kerajaan Mengwi Bali, hingga Agung Wilis merebut kembali kekusaanya di Lateng. Sementara itu, Jogo Pati Bela Pati yang mengkisahkan peristiwa perang perlawanan rakyat Blambangan semesta di Tegal Peperangan Songgon.
Serta lakon “Bedah Alas Tirto Gondo, yang mengkisahkan hutan tirtogondo menjadi kota baru Banyuwangi.
“Tiap kelompok akan membawa 100 orang pemain seni. Dalam setiap gerak dan lakon yang mereka tampilkan akan diiringi musik dan gending sesuai dengan ceritanya,” kata Bramuda.
Parade ini akan mengambil rute, sejauh 2,5 kilometer, start depan kantor pemkab Banyuwangi Jalan A Yani – PB Soedirman – Jl Susuit Tubun dan Finish Taman Blambangan.
ADVERTISEMENT
"Kami juga mengundang Kabupaten Gianyar, Bali, Kota Kediri, Yogyakarta untuk menampilkan keseniannya. Jadi, festival ini akan meriah karena bisa menyaksikan kesenian daerah lain. Pastinya ini akan menambah wawasan kita tentang kesenian khas dari daerah lain, para seniman bisa saling sharing pengembangan kesenian daerah," pungkas Bramuda. (rin/ted)