Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Mengenal Lebih Jauh Seni Barong Banyuwangi
20 Juli 2018 13:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com)--Barong Banyuwangi merupakan sebuah pertunjukan rakyat yang menggunakan media Barong. Barong menjadi budaya bersejarah yang bernilai seni tinggi dan unik, sehingga membuat para wisatawan asing berkunjung. Kesenian barong banyak dilakonkan warga di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (20/7/2018).
ADVERTISEMENT
Mbah Topo adalah tokoh pencipta pertama kali kesenian barong yang konon dalam kisahnya menceritakan pertarungan antara bangsawan Bali dan Blambangan yang berwujud harimau besar dan garuda.
Lilik Yuliati, Kepala Desa Kemiren berpendapat bahwa, "Barong adalah kesenian setempat yang harus dilestarikan secara turun–temurun, karena ini sudah menjadi budaya masyarakat Kemiren dari zaman nenek moyang."
Salah satu keturunan Mbah Topo yang mendapat warisan barong secara langsung adalah Setio Herfendy. Dia generasi ke 6 dari 7 keturunan, yaitu pemilik sekaligus penerus budaya barong Banyuwangi yang berada di Desa Kemiren. Warisan barong dipilih harus laki-laki dan tertua dari saudaranya, karena sudah menjadi adat daerah.
"Barong merupakan perwujudan dari hewan singa bersimbol kebaikan dan kegagahan," ujar Herfendy.
ADVERTISEMENT
Di Desa Kemiren terdapat 3 pemilik barong, salah satunya tempat barong Herfendy, yang memiliki warisan asli yang dijuluki barong sepuh atau disebut barong tertua seluruh Banyuwangi dan memiliki nilai seni tertinggi.
Namun, di seluruh Banyuwangi terdapat ratusan barong adat yang digunakan untuk mengisi acara hari besar agama di daerah tertentu.
Kostum barong memiliki makna tersendiri, seperti sayap garuda memiliki makna untuk merangkul saling percaya terhadap semua umat manusia. Kepala garuda menghadap belakang bermakna kita harus bersyukur dengan melihat ke belakang dan mata garuda dapat melihat segala kehidupan di darat.
Barong merupakan permintaan dari Buyut Suko yang sekarang disebut dengan Buyut Cili, yakni pendatang dari Mataram ke Banyuwangi.
Barong Banyuwangi diadakan setiap hari-hari besar agama di daerah-daerah tertentu dan setiap ada turis yang berkunjung di Desa Kemiren.
ADVERTISEMENT
Barong Banyuwangi selalu diadakan setiap pukul 21.00 WIB sampai pukul 05:00 WIB pagi, dengan pembukaan tarian Barong Rejeng dilanjutkan dengan drama barong.
Ada juga ritual Arak-arakan Iter Bumi didampingi dengan Tumpeng Sewu yang dipercayai untuk selametan barong yang harus diadakan, terutama di saat hari-hari besar Islam.
Selametan Barong mengandung arti tolak balak, kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuburan. Ada juga ritual-ritual yang diadakan sebelum pertunjukan barong dimulai, setiap malam Senin dan malam Jumat. Dalam ritual tersebut masyarakat menggunakan sesajen karena sudah menjadi adat turun-temurun orang-orang Jawa. [pra/air]