Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Merinding! Ini Tarian Penghilang Sial dari Banyuwangi
27 Agustus 2018 10:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) - Begitu banyak budaya dan ritual adat yang dimiliki Banyuwangi. Namun, hampir semua ritual itu merupakan acara persembahan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Salah satu ritual adat itu adalah Seblang Bakungan. Ritual ini merupakan sebuah ungkapan syukur yang diwujudkan dalam bentuk tarian.
Tari Seblang mungkin tak asing di telinga warga. Karena ada dua ritual yang menggelar acara serupa di tempat berbeda. Meskipun tak sama bentuk ritualnya.
Pertama adalah Seblang Olehsari yang digelar oleh masyarakat Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Sedangkan Seblang Bakungan merupakan milik warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah.
Dalam perjalanan ritual keduanya kurang lebih sama. Bedanya, jika Seblang Olehsari, penari yang menjadi maskot tari adalah wanita yang masih perawan. Sedang di Bakungan, merupakan penari tua yang telah lewat masa subur.
Ritual adat Seblang Bakungan merupakan tradisi masyrakat Using Banyuwangi. Tradisi ini diyakini telah berlangsung selama ratusan tahun. Ritual ini biasanya digelar tepat satu minggu pasca hari raya Idul Adha atau lebaran haji.
ADVERTISEMENT
Ritual Seblang Bakungan merupakan rangkaian tarian yang dibawakan oleh wanita tua dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran. Dengan menghunus keris, wanita tua itu terus menari meski dalam kondisi mata tertutup.
Tahun ini, seblang ditarikan oleh Supani, seorang wanita berusia 68 tahun yang telah menari seblang selama lima tahun berturut-turut.
Supani merupakan keturunan Seblang Misna yang telah pensiun menjadi seblang 15 tahun yang lalu. Dalam ritualnya, setelah dibacakan mantra dan doa, sesaat kemudian seblang langsung kerasukan roh dan menari mengikuti irama gending yang mengiringinya.
Selama semalam suntuk, penari seblang akan menari dengan diiringi puluhan gending. Diantaranya, kodok ngorek dan seblang lukinto.
Ritual ini merupakan upacara penyucian desa untuk bersyukur kepada Allah dan memohon agar seluruh warga desa diberi ketenangan, kedamaian, keamanan dan kemudahan dalam mendapatkan rezeki halal, serta dijauhkan dari segala mara bahaya.
ADVERTISEMENT
Seblang sendiri adalah singkatan dari 'sebele ilang' atau sialnya hilang. Konon, warga meyakini saat ritual ini dimainkan akan membawa keberuntungan di tahun depan.
Sebelum seblang dimainkan, diawali tumpengan bersama warga di sepanjang jalan menuju Bakungan yang dimulai seusai maghrib. Sebelumnya warga sholat maghrib dab sholat hajat di Masjid desa. Lalu dilanjutkan parade oncor (obor) keliling desa (ider bumi).
Selanjutnya, di bawah temaram api obor warga desa makan tumpeng bersama di sepanjang jalan desa.
"Semoga seblang bakungan ini tidak hanya menjadi seni pertunjukan, tapi sebagai penguatan budaya yang ada di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menyapa masyarakat melalui aplikasi face time dari Bandara King Abdul Aziz, Saudi Arabia sebelum bertolak kembali dari menunaikan ibadah haji, Minggu (26/8/2018).
ADVERTISEMENT
Tariannya yang magis membuat ritual ini menjadi tontonan menarik yang mampu memikat para wisatawan, baik lokal maupun manca negara. "Saya sangat terhibur menyaksikan ritual ini. Apalagi setelah tahu kalau penarinya dalam kondisi kerasukan roh. Saya sempat merinding," kata Otto Paul Draeger, wisatawan asal Jerman.
Demikian juga kata Agnes, dari Hongaria. Menurutnya, tradisi ini kental gotong royong. "Saya terkesan dengan budaya gotong royong warga Bakungan. Ini tradisi yang harus dilestarikan," kata dia. [rin/suf]