Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten Media Partner
Pakar Komunikasi: Masyarakat Apolitis, Parpol Tak Boleh Manja
17 November 2018 13:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) - Hingga hampir kurang 5 bulan jelang Pemilu 2019, hingar bingar pesta demokrasi ini belum juga terasa. Sikap apolitis dari masyarakat seringkali dituding menjadi alasannya.
ADVERTISEMENT
Pakar komunikasi publik asal Unair Suko Widodo memandang jika fenomena itu tak boleh diartikan setengah-setengah. Perlu ada gambaran utuh yang dianalisa melalui hal itu.
"Harus dilihat dulu, apa yang menjadi dasar sikap apolitis masyarakat. Jangan serta merta menyalahkan mereka," ujar Suko.
Doktor lulusan Unair ini pun meminta agar partai-partai politik tidak menjadi manja. Analisa dan adaptasi perlu untuk mereka senantiasa lakukan.
"Bangun narasi-narasi substantif yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Jangan hanya debat kusir atau hal-hal kurang elok lainnya. Partai Politik beserta para elite yang ada harus berjuang membuat masyarakat kembali tidak apolitis," tegas pria yang akrab disapa SW ini.
"Kenapa Partai Politik? Karena itu memang fungsi mereka. Jangan hanya ketika masyarakat apolitis lalu malah kebingungan dan tidak berbuat apa. Bersinergi dengan para akademisi untuk membuat kajian-kajian ilmiah mungkin bisa jadi solusi," lanjut Suko.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan ini, Ia juga mewanti-wanti agar setiap elite partai benar-benar menggunakan hal-hal realistis dalam setiap pesan politik yang disampaikan.
"Masyarakat butuh bahasa politik santun tapi realistik. Bukan jargon melip-melip, tapi pesan yang realistis. Politik yang melip-melip malah bikin rakyat gak percaya," pungkaa Suko. [ifw/suf]