Konten Media Partner

Pameran Pusaka Nusantara dan Foto Pesantren Zaman Dulu

4 April 2018 11:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran Pusaka Nusantara dan Foto Pesantren Zaman Dulu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kediri (beritajatim.com)--Peringatan Hari Lahir (Harlah) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) ke–56 berlangsung di halaman Kantor PCNU Kabupaten Kediri di Jalan Imam Bonjol 38, Kota Kediri.
ADVERTISEMENT
Pembukaan harlah dimeriahkan oleh penampilan dari 1.000 terbang dan tarian Remo Girah oleh para santri.
Ketua Lesbumi Kabupaten Kediri, H. Abu Muslih mengatakan, acara ini merupakan sebuah bentuk khimad untuk Islam Nusantara dan untuk NKRI.
Selain dalam rangkaian Harlah Lesbumi, juga memperingati Harlah NU ke-95.
"Para jamaah NU menghendaki ndalem Hadrotussyech KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU menjadi lokasi cagar budaya yang harus dilestarikan," katanya, Selasa (3/4/2018) malam.
Harlah Lesbumi dan NU ini dihadiri sejumlah tokoh. Salah satunya, Ketua Lesbumi PBNU, KH. Ng Agus Sunyoto. Dia langsung membuka Pameran Pusaka Nusantara, Foto Pesantren dan Lukisan Cekakik.
"Lesbumi punya prinsip obah, tapi ora owah. Artinya kita bergerak dinamis mengikuti zaman tetapi tidak bergeser dari nilai-nilai Islam Nusantara," kata Agus Sunyoto.
ADVERTISEMENT
Acara kali ini mengangkat tema, 'Dengan ber-Saptawikrama NU Menyongsong Jaman Milenial'. Sesuai keterangan panitia, berlangsung selama dua hari, yaitu Selasa-Rabu (3-4 April 2018).
Menurut panitia kegiatan ini merupakan bagian dari semangat Saptawikrama. Yakni, Tujuh Strategi Kebudayaan Islam Nusantara yang di gaungkan PBNU. Kegiatan sangatlah meriah karena dihadiri pula para pengurus Lesbumi dari berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Agus Sunyoto, benda-benda yang dipamerkan ini seperti ratusan keris dari berbagai daerah dan foto-foto lama pesantren merupakan bagian dari upaya nguri nguri budaya. Khususnya agar masyarakat khususnya, kaum Nahdliyyin tidak lupa terhadap sejarah.
"Jangan sampai kita tercerabut dari akar budaya sendiri, kita harus punya pijakan budaya," pesan kiai asal Malang ini.
Selain Pameran Pusaka Nusantara berupa keris, foto lama pondok pesantren dan lukisan cekakik, ada juga Sarasehan Budaya dengan Narasumber KH. Agus Sunyoto. Pada hari terakhir ditutup dengan pentas seni dari para seniman Lesbumi se-nusantara, kesenian tiban serta pencak dor.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, Ketua Lesbumi PC NU Kabupaten Kediri H.Abu Muslich tampak mendampingi Ketua Lesbumi PBNU maupun Ketua PCNU Kabupaten Kediri dan Kota Kediri. Terlihat pula beberapa orang tamu yang hadir seperti Slamet Budiono, selaku Direktur SDM PT.Gudang Garam Kediri. [nng/air]