Sebelum Penyerangan Mapolsek Wonokromo,Terlihat Gelagat IM

Konten Media Partner
20 Agustus 2019 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebelum Penyerangan Mapolsek Wonokromo,Terlihat Gelagat IM
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sumenep (beritajatim.com) – Imam Mustofa (IM), warga Desa Talaga, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, pelaku penyerangan Mapolsek Wonokromo, Surabaya, belakangan ini memang menunjukkan perilaku yang tak biasa.
ADVERTISEMENT
“Waktu terakhir pulang ke Sumenep satu bulan lalu untuk mengantarkan orang tuanya naik haji, dia tidak mau ikut satu mobil dengan saudara-saudaranya yang lain. IM ini malah memilih naik sepeda motor sendiri,” kata mantan Kepala Desa Talaga, Abdul Hadi, Senin (19/08/2019).
Tidak hanya itu, lanjut Hadi, saat tiba di traffic light dan lampu menyala merah, IM tidak peduli dan tetap melanjutkan perjalanannya. Ketika ditegur kenapa menerobos lampu merah, IM malah menjawab, “BIar saja. Untuk apa takut polisi. Polisi itu tidak ada gunanya,” ujar Hadi menirukan perkatasn IM.
Ia mengaku tidak habis pikir dengan perubahan sikap IM. Bahkan dirinya sempat mendengar cerita dari sepupu IM, bahwa IM berani melawan perkataan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
“Tidak biasanya dia seperti itu. Saat diberi wejangan oleh orang tuanya, IM justru membantah dan melawan dengan nada tinggi,” ucapnya.
IM sudah hampir 9 tahun pergi meninggalkan kampung halamannya dan tinggal di Surabaya bersama istri dan tiga anaknya.
Kapolri Jendral Tito Karnavian menyebutkan bahwa IM tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Pelaku bergabung dalam JAD dan belajar jihad secara perseorangan melalui internet. (tem/ted)