Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Stres Tidak Naik Kelas, Siswa SMP di Kediri Panjat Tower BTS 44 Meter
9 Juni 2018 14:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Kediri (beritajatim.com) - Gara-gara tidak tidak naik kelas, seorang pelajar SMP di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, nekat memanjat tower BTS setinggi 44 meter. Siswa SMP Negeri 1 Plosoklaten ini baru bersedia turun setelah diiming-imingi uang Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Pelajar nekat ini berinisial AR (15) berasal dari Dusun Mangunrejo, Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. AR duduk di kelas tujuh dan seharusnya naik ke kelas delapan. Tetapi hasil rapornya mengharuskan dia tetap tinggal di kelas tujuh.
Menurut Yuni, pemilik kios kelontong di depan SMPN Plosoklaten 1, pagi harinya AR mengambil rapor di sekolah. Setelah mengetahui tidak naik kelas, dia langsung depresi.
"Pagi harinya sudah hampir ditabrak truk ketika menyeberang jalan dari sekolah menuju ke toko ini. Saya tanya, dia menjawab sudah tidak kuat lagi karena tidak naik kelas. Saya bilang supaya bersabar, tetapi anaknya langsung pergi," kata Yuni, Sabtu (9/6).
Yuni melihat AR terpukul dengan hasil ujiannya. Dia nyaris menabrakkan dirinya ke mobil truk yang sedang melintas di depan sekolahnya. Beruntung, AR masih selamat.
ADVERTISEMENT
"Jangan seperti itu le (berusaha bunuh diri)," ucap Yuni menasehati.
AR meninggalkan tas dan hasduk miliknya di kios milik Yuni. Setelah itu dia pergi ke arah barat. AR masih mengenakan seragam pramuka. Ternyata, dia memanjat tower BTS di tepi jalan Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
AR terus memanjat hingga setinggi kurang lebih 42 meter atau kurang dua meter dari puncak. Beberapa orang warga yang mengetahuinya, berusaha untuk membujuk. Tetapi AR tidak memedulikan.
"Saat kami pasang matras di sebelah timur tower, dia justru berpindah ke selatan. Kemudian kami geser ke selatan dia pindah lagi. Sepertinya memang frustasi. Kemudian saya terus berusaha membujuknya," kata Dedy, Kepala Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
ADVERTISEMENT
Kades membujuk AR. Dia menjanjikan uang sebesar Rp 500 ribu, membebaskan biaya parkir sekolah, dan menaikkan kelas. Hampir selama kurang lebih satu jam AR tidak bergeming di puncak tower.
"Setelah saya bujuk terus, saya pastikan dia bakal naik kelas, saya beri uang Rp 500 ribu, dan saya bebaskan biaya parkir. Akhirnya dia berusaha turun," ungkap Dedy.
AR tampak syok dan lemas. Warga berusaha menolongnya dengan memberikan air minum. Setelah itu, mereka mengantar pulang ke rumahnya. (nng/ted)