Konten Media Partner

Tarian Mistis Banyuwangi Tampil di Tingkat Nasional

15 Agustus 2018 10:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarian Mistis Banyuwangi Tampil di Tingkat Nasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) - Tari Niskala Seblang garapan yang dibawakan sanggar Umah Seni Kuwung Wetan Banyuwangi, mewakili provinsi Jawa Timur akan berkompetisi dalam Festival Karya Tari 2018 Tingkat Nasional. Tari yang diilhami dari ritual adat Seblang ini akan tampil di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta pada 19 Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum berangkat, sebanyak 27 seniman yang terlibat dalam Niskala Seblang ini ditemui Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, di kantor Pemkab. Yusuf mengapresiasi, prestasi yang diraih anak-anak asli Banyuwangi tersebut.
"Ini merupakan kebanggaan warga Banyuwangi karena bisa mewakili Provinsi Jatim untuk menampilkan seninya yang terbaik," kata Yusuf, Rabu (15/8/2018).
Yusuf menambahkan, keberhasilan ini juga menunjukkan mengenai konsistensi Banyuwangi yang terus memberi ruang pada seniman. Hal tersebut pun mendapatkan apresiasi dari pihak luar.
"Beragam atraksi seni dan budaya terus Pemkab kembangkan, dan ikhtiar kita ini mendapat sambutan positif dari seniman. Buktinya, kreasi seniman Banyuwangi terus tumbuh dan terus mencatat prestasi, termasuk Sanggar Umah Seni Kuwung Wetan ini," kata Yusuf.
Pimpinan sanggar Umah Seni Kuwung Wetan Dwi Agus Cahyono mengatakan, sebelumnya sanggar Umah Seni Kuwung telah memenangi Festival Karya Tari tingkat Kabupaten dan Provinsi, dan kini berlanjut ke tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
"Di kedua event itu, kami berhasil menyabet penyaji terbaik, penata tari terbaik dan penata rias terbaik. Di Jakarta, kami akan bersaing dengan 30 sanggar se-Indonesia," tutur Dwi.
Dwi menjelaskan, jika Tari Niskala Seblang mengangkat ritual adat Seblang Olehsari Kecamatan Glagah Banyuwangi. Tari Niskala Seblang ini digelar setiap 2 Syawal yang dibawakan oleh gadis muda yang menari dalam kondisi trance (kesurupan) selama tujuh hari berturut-turut.
"Kami akan menampilkan koreografi yang unik, di mana sosok gadis yang kerasukan roh leluhurnya, akan menari dengan mata tertutup. Ada sembilan penari yang diiringi para pemusik dan sindennya. Penampilan mereka juga akan didukung oleh para penata busana yang andal," kata Dwi.
Para seniman muda yang terlibat ini adalah anak-anak asli Banyuwangi yang tengah menempuh pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi seperti, Politeknik Banyuwangi (Poliwangi), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya. [rin/suf]
ADVERTISEMENT