news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Yuli Sumpil: Sanksi Komdis Bagian dari Perjalanan Saya Jadi Aremania

Konten Media Partner
31 Januari 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yuli Sumpil: Sanksi Komdis Bagian dari Perjalanan Saya Jadi Aremania
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Malang (beritajatim.com) – Dirigen Aremania, Yuli Sumpil sedang menjalani sanksi hukuman larangan masuk ke stadion selama Liga 1 seumur hidup. Sanksi dijatuhkan Komdis PSSI pada Yuli karena dianggap memprovokasi pemain Persebaya pada putaran kedua Liga 1 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama asli Yuli Sugianto itu menegaskan dirinya tak pernah berniat melakukan banding atas hukuman yang ia terima. Banding hukuman datang dari tawaran manajemen Arema FC dan didukung oleh Aremania lainnya.
“Terimakasih atas upaya manajemen. Ini semua inisiatif manajemen dan Aremania. Saya tidak minta,” kata Yuli Sumpil, Kamis, (31/1/2019).
Yuli Sumpil mengatakan, sejak awal dirinya disanksi ia enggan muncul ke publik untuk mengungkapkan protes. Sebab, menurutnya pernyataan dirinya tentang sanksi bakal menuai reaksi dari akar rumput Aremania. Ia memilih untuk meredam.
Yuli mengatakan sanksi maupun apresiasi kepada dirinya merupakan lika-liku perjalanan sebagai seorang suporter. Bahkan, ia juga enggan bertemu manajemen membahas sanksi yang ia terima.
“Karena saya yakin, setiap perjalanan saya ada campur tangan tuhan. Saya tidak pernah ramai di medsos, saya tidak bilang PSSI ini adil atau tidak,” ujar Yuli Sumpil.
ADVERTISEMENT
“Mulai awal sanksi saya baru kali ini bertemu manajemen. Saya juga tidak ingin bertemu manajemen, karena saya berpikir mungkin ada urusan lain yang lebih penting untuk Arema ketimbang mengurusi saya. Itu lebih penting,” papar Yuli Sumpil.
Yuli merupakan pelopor suporter kreatif di Indonesia. Ia bersama rekan Aremania lainya, pertama kali memperkenalkan koreografi tangan kepada pecinta sepak bola tanah air. Namun, belakangan ia dicap sebagai dirigen rasis karena menyanyikan lagu ujaran kebencian ke tim lawan.
“Apapun hasil banding saya akan menerima. Karena ini garis perjalanan saya sebagai Aremania. Yang jelas, Arema ada di dalam hati sampai mati,” tandasnya. (luc/kun)