Representasi Gender Nilai Patriarki dalam Film Dignitate 2020

berlian firmansyah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari berlian firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alfi tidak terima dengan kelakukan sang kakak, Regan/MDpictures
Bermula dengan menonton film dignitate sebelumnya saya ditugaskan untuk kegiatan tela’ah editing dalam film ini, saya tertarik untuk membuat artikel ini karena di dalam film dignitate mengandung kekerasan terhadap perempuan. Harkristuti Harkrisnowo, 1995 dalam jurnalnya yang berjudul Tindakan kekerasan terhadap perempuan dalam perspektif yusio-yuridis menyebutkan bahwa tindakan kekerasan fisik, seksual, dan psikologis dapat terjadi dalam lingkungan keluarga atau masyarakat. Berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan, sebagaimana dipahami dari hasil konfrensi perempuan sedunia di Beijing tahun 1995, istilah kekerasan terhadap perempuan (Violence against women) diartikan sebagai kekerasan berdasarkan gender (gender – based violance).
ADVERTISEMENT
Apakah yang membuat saya tertarik untuk mengulas permasalahan di film ini ? di dalam film dignitate ada seorang tokoh yang misterius, ia merubah segalanya kehidupan yang ada di film dignitate. Sepertinya hal tersebut unik untuk kita bahas. Dalam film diginitate yang di sutradarai oleh Fajar Nugros yang sebelumnya film ini adaptasi dari novel karya Hana Margaretha, bercerita tentang cemburu sosial. Dimana yang lebih tua akan mendominasi di dalam keluarga yang disebut dalam buku Sylvia Walby yang berjudul Teorisasi Patriarki Patriarki private bersumber di wilayah rumah tangga sebagai daerah pertama dan utama kekuasaan laki-laki atas perempuan yaitu terbatas di rumah. Maksudnya segala persoalan yang bersangkutan dengan urusan kebijakan, pengambilan keputusan dan sebagainya yang lingkupnya hanya dalam ranah rumah tangga. Dalam rumah tangga, kekuasaan berada di tangan individu (laki-laki). Patriarki public menempati wilayah-wilayah selain rumah tangga seperti tempat umum dan tempat kerja. Tempat umum ini merupakan wilayah yang jangkauannya lebih luas dari rumah tangga seperti dalam kepengurusan di sebuah Rukun Warga (RW) dan seterusnya sampai ke dalam ranah yang lebih luas lagi.
ADVERTISEMENT
Regan adalah sosok misterius di dalam film dignitate yang membuat keresahan masyarakat akibatnya kehadirannya di dalam film dignitate menjadi tokoh yang sangat di sengit dan di benci, karena awalnya regan dari waktu kecil ia merasa cemburu social terhadap adiknya alfi (pilih kasih), sehingga membuat regan menjadi di benci keluarga (private) dan masyarakat (public), efeknya yaitu keluarganya hancur karena regan dan di masyarakat melakukan perbuatan kejahatan terhadap perempuan yang membuat kehormatan perempuan hilang. Film Dignitate menjadi karya terbaru dari Fajar Nugros tahun 2020. Sebagai informasi, “Dignitate” artinya kehormatan. Tentang kehormatan seseorang sebagai diri sendiri atau dalam sebuah keluarga. Film ini dibintangi oleh aktor yang ternama di Indonesia yaitu Al Ghazali menjadi sosok peran Alfi yang sarkas, dingin, dan galak. Alfi adalah seorang murid di SMA Sanjaya. Dan aktor perempuan yaitu Alana dia sosok yang periang, baik, dan polos.
ADVERTISEMENT
Kepribadian mereka yang bertolak belakang membuat Alfi dan Alana selalu bertengkar. Namun, tiba-tiba keceriaan Alana menghilang begitu saja ketika melihat Alfi bertengkar dengan lelaki yang bernama Regan. Regan adalah kakak dari Alfi yang bertolak kepribdiannya dengan Alfi. Tokoh Alfi sebagai murid yang cuek dan pendiam namun digandrungi banyak cewek-cewek ini diperankan oleh Al Ghazali. Kali ini, Al beradu akting dengan Caitlin yang berperan sebagai Alana, si murid baru yang nampaknya gak goyah dengan pesona Al. Lambat laun keduanya semakin dekat, meski sering bertengkar kecil awal-awalnya. Di saat mereka sudah dekat dan timbul percik-percik cinta, konflik muncul dari Regan yang dibintangi Giorgino Abraham.
Film ini dimulai dengan adegan pertemanan Al Ghazali dengan Alana di bangku kelas SMA Sanjaya, hingga keceriaan Alana seketika hilang saat hadir sosok lelaki bernama Regan, yang tak lain adalah mantannya. Regan adalah anak jalanan yang tergabung dalam geng motor yang sangat disegani, namun dia juga mempunyai kehidupan yang sangat kelam. Anak yang tidak baik moralnya di keluarga. Alana memilih untuk pindah sekolah bahkan pindah rumah hanya untuk menghindari Regan. Saat Alfi tahu kalau Alana merasa trauma terhadap Regan, dia berusaha melindungi Alana. Berkat usaha dan bantuan dari Keenan (sahabat Alfi) akhirnya Alfi menjalin kedekatan dengan Alana hingga akhirnya dia menaruh hati pada Alana. Alana semakin yakin untuk melupakan masa lalunya dengan Regan dan mencoba membuka hatinya untuk Alfi. Namun sayangnya kebahagiaan Alana harus pupus saat Sabhita, teman satu sekolahnya yang kesuciannya direnggut paksa oleh Regan mulai membuka semua rahasia tentang Regan. Bahkan Sabhita juga menyebutkan kalau Regan tak lain adalah kakak dari Alfi.
ADVERTISEMENT
Walaupun film ini berakhir dengan kesedihan Alana dan juga Alfi, Regan pun sedih dengan sikap dia ke keluarganya, akan tetapi banyak hal yang dipelajari Alana, Alfi, dan Regan di kehidupan mereka dan orang-orang sekelilingnya. Film ini mengangkat tema kehormatan, harga diri, kebodohan, dan emosional yang sangat tinggi, kejahatan terhadap perempuan
Kesimpulannya Seorang kakak beradik yang bertolak belakang kepribadianya, yang di lahirkan satu keluarga, karena masalah sosialnya dari kecil yaitu Regan cemburu social atau pilih kasih dengan adiknya yaitu Alfi, sehingga membuat tokoh Regan menjadi ambisius, efeknya terjadilah patriarki privat dan public, yaitu di dalam keluarga efeknya seolah-olah yang lain lemah, dan di public efeknya kejahatan terhadap perempuan yaitu Alana dan sabita di jadikan alat tukar. Kehormatan di keluarga dan di masyarakat menjadi sangat penting agar tidak menyimpang dengan aturan. Agar perempuan tidak di ibaratkan lemah di banding laki-laki.
ADVERTISEMENT
Berlian Firmansyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan