Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Teori Warna Dalam Desain
18 Mei 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berliana Istiqomah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari teori warna, terutama dalam hal desain. Bagi seorang desainer teori warna sangatlah penting. Pemilihan kombinasi warna yang sesuai dapat membuat suatu desain lebih menarik.
ADVERTISEMENT
Dalam desain komunikasi visual para desainer menggunakan teori warna untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan secara visual. Kombinasi warna yang sesuai membuat desain semakin lebih menarik dan lebih mudah menyampaikan suatu pesan. Akan tetapi, masih banyak desainer yang masih belum dapat memahami teori warna terutama desainer pemula. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami teori warna dan mengetahui cara mengimplementasikan warna dengan baik.
Teori warna atau color theory menurut Interaction Design Foundation didefinisikan sebagai pedoman yang digunakan oleh para desainer dalam menyampaikan sebuah pesan kepada para penggunanya melalui warna. Disebut sebagai pedoman karena warna dapat mempengaruhi seseorang pada suatu desain ataupun produk. Menurut Design and Promote warna juga digunakan untuk menciptakan ide, mengekspresikan sebuah pesan, menumbuhkan minat orang, serta membangkitkan emosi dari penggunanya. Kombinasi warna yang tepat dapat membuat mata terasa nyaman.
ADVERTISEMENT
Lingkaran warna atau color wheel menggolongkan warna menjadi tiga kelompok yaitu warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. Lingkaran warna ini diperkenalkan pertama kali oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1666. Warna primer, warna ini terdiri dari tiga warna dasar yaitu merah, kuning, dan biru. Ketiga warna ini merupakan warna dasar karena tidak dapat diperoleh dari mencampurkan warna-warna lain. Warna sekunder merupakan hasil percampuran warna-warna primer. Warna tersier merupakan percampuran warna primer dengan warna sekunder atau sesama warna sekunder sehingga menghasilkan warna tersier.
Adapun terminologi warna, hal ini dapat membantu kita dalam memahami tipe warna yang berbeda. Pertama ada hue merupakan sinonim dari kata “warna” yang digunakan untuk mengacu kepada 12 warna dasar pada roda warna yaitu merah, oranye, kuning, hijau kekuningan, hijau, hijau musim semi, sian, biru langit, biru, ungu, magenta, dan mawar. Kemudian shade merupakan warna yang digelapkan dengan warna hitam. Tone yaitu warna yang diterangkan dengan warna putih. Lalu saturasi yaitu acuan pada intensitas atau kemurnian warna. Dan yang terakhir value yaitu acuan pada keterangan dan kegelapan dari sebuah warna.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ada skema warna. Skema warna adalah kombinasi dari beberapa warna yang dipilih dari lingkaran warna yang memiliki tujuan estetika. Terdapat tujuh skema warna yaitu monokrom, analog, komplementer, split komplementer, triadik, persegi, dan persegi panjang.
Warna juga memiliki arti dan simbolisme yang dapat mempengaruhi pemahaman seseorang. Setiap warna dapat memiliki arti dan symbol yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh budaya yang terdapat pada wilayah tertentu. Seperti warna merah, secara umum warna ini diartikan sebagai keberanian dan semangat. Akan tetapi, di beberapa budaya timur warna merah disimbolkan sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan. Adapun warna hitam yang juga memiliki banyak arti yang terkadang berlawan. Secara umum warna hitam dapat mempresentasikan kekuatan, kemewahan, kesedihan/duka, misteri, dan lain-lain. Dalam beberapa budaya Asia dan Amerika Latin warna hitam memiliki simbol maskulin, sihir, takhayul, atau nasib buruk.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui sifat-sifat warna kita semakin menyadari bahwa teori warna sangatlah penting dalam desain. Adapun kriteria dalam pemilihan warna. Pertama, menampilkan warna yang memiliki latar belakang atau background. Hindari penggunaan warna coklat maupun hijau pada background. Kedua, kita dapat memilih warna yang cerah untuk dijadikan foreground. Ketiga, kecerahan serta mengkombinasikan warna yang ada pada foreground serta background. Keempat, menggunakan warna sesuai dengan kebutuhan. Mengubah warna dalam bentuk hitam putih dapat membantu kita dalam menambahkan warna lain. Kelima, menggunakan warna yang dapat menarik perhatian user.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan warna desain. Beberapa diantaranya adalah cacat warna atau ketidaksesuaian dalam pemilihan warna. Apabila warna yang dipilih tidak sesuai dengan kebutuhan hal ini dapat membuat desain menjadi tidak sesuai dengan konteks dan tidak nyaman untuk dipandang. Lalu ada penggunaan kode ekstra dalam meningkatkan tampilan interface, konsistensi dalam penggunaan warna, membatasi penggunaan warna yang terlalu banyak, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT