Konten dari Pengguna

Jangan Panik, Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi 2023

Berliana Putri
Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang
1 November 2022 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berliana Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu terakhir masyarakat dibuat panik akan isu – isu dari media yang memaparkan akan adanya resesi ekonomi pada tahun mendatang, tepatnya pada tahun 2023. Banyak masyarakat baik dari golongan tua hingga golongan muda mengungkapkan kepanikannya melalui platform – platform sosial media. Kondisi kepanikan juga semakin parah saat seorang kreator pada salah satu situs web membagikan sebuah video yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 akan digambarkan sebagai tahun yang penuh dengan awan gelap yang kelam. Video ini pun ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia bahkan sempat ramai di platform berlogo burung dengan warna biru. Lantas apa resesi itu? Apakah perekonomian di Indonesia sudah cukup kuat menghadapi resesi global ini? Apa yang dilakukan pemerintah menghadapi isu resesi global ini? Dan apa yang harus dilakukan masyarakat agar tetap bertahan dalam menghadapi resesi?
ADVERTISEMENT
Pengertian resesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya yang seakan – akan berakhir dapat juga bermakna dari menurunnya kegiatan dagang (industri). Sementara menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resesi ekonomi adalah kondisi perekonomian suatu negara yang memburuk, yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut – turut.
Dikutip dari unggahan platform sosial media kementerian keuangan Republik Indonesia pada 19 Oktober lalu, dijelaskan bahwa pada tahun 2023 ekonomi dunia diperkirakan melambat dikarenakan risiko global yang terus meningkat. Sedangkan dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022, IMF sendiri memproyeksikan bahwa pertumbuhan global melambat tajam hingga 3,2% pada 2022 dan 2,7% pada 2023. Menurut Sri Mulyani Menteri keuangan Indonesia, potensi akan resesi 2023 ini tidak bisa terelakkan, mempertimbangkan dari kondisi ekonomi global yang sedang mengalami batas krisis dan diikuti tanggapan dari bank sentral di negara – negara dunia yang menaikkan suku bunga acuan dan mengambil tindakan kebijakan untuk mengurangi likuiditas di pasar keuangan untuk menjaga inflasi.
ADVERTISEMENT
Namun Kementerian Keuangan Republik Indonesia memaparkan dan memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih tetap solid saat ekonomi global sedang melambat. Pada bulan September lalu Asian Development Bank (ADB) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2022 dan sedikit diturunkan ke level 5% pada tahun 2023. Asian Development Bank juga mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang bisa terhindar dari resesi, meskipun akan mempengaruhi performa ekspor Indonesia, Asian Development Bank tetap percaya diri terhadap performa perekonomian Indonesia. Hanya saja Indonesia tetap harus berhati – hati dan waspada, sehingga pemerintah Indonesia perlu menyiapkan beberapa strategi kebijakan yang preventif dan tetap waspada dalam mengambil setiap kebijakan moneter dan fiskal domestik guna mengantisipasi jatuhnya perekonomian Indonesia akibat adanya resesi global ini.
ADVERTISEMENT
Karena hal inilah APBN 2023 ini disusun dengan optimis dan waspada karena kondisi ketidakpastian yang cukup tinggi akibat krisis geopolitik dan gejolak perekonomian lainnya. Pendapatan negara dioptimalkan untuk mendukung konsolidasi fiskal yang berkualitas dengan tetap menjaga iklim investasi dan daya saing usaha. Belanja negara juga akan diarahkan untuk meningkatkan kualitas SDM, melanjutkan pembangunan infrastruktur dasar, reformasi birokrasi, revitalisasi industri, ekonomi hijau, dan melindungi masyarakat. Pemerintah akan memprioritaskan perlindungan sosial guna melindungi masyarakat ditengah kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian. APBN 2023 akan bekerja fleksibel namun tetap berjalan sesuai tanggung jawabnya dalam menjalankan perannya sebagai shock absorber melindungi masyarakat dan ekonomi Indonesia.
Tidak hanya melalui penyusunan dan pengesahan APBN 2023, dalam mewaspadai resesi global ini pemerintah juga melakukan beberapa strategi lainnya guna menguatkan perekonomian nasional dan mengantisipasi dampak yang mampu menurunkan keberlangsungan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto saat diwawancarai secara virtual dengan Metro TV pada tanggal 17 bulan Oktober lalu mengatakan bahwa Indonesia memiliki aspek positif karena berada di wilayah ASEAN, di mana diperkirakan ASEAN memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% dan pada regional Indonesia masih ada pertumbuhan sehingga tentu di Indonesia menjadi sumber pertumbuhan ke depan. Tidak hanya itu, disampaikan pula oleh Menteri Koordinator Airlangga bahwa Indonesia mengendalikan inflasi dengan cukup baik, dengan inflasi saat ini berada di 5,9%. Pemerintah telah melakukan beberapa hal, antara lain mengadakan kerja sama antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan dan mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk tematik ketahanan pangan dan pemanfaatan 2% Dana Transfer Umum untuk membantu sektor transportasi dan tambahan perlindungan sosial.
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih terus melangsungkan beragam usaha agar harga domestik tetap konsisten dan masih bisa dijangkau di tengah kenaikan harga global guna menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah melakukan berbagai usaha seperti memberikan bantuan berupa upah kepada 16 juta pekerja sebesar Rp9,6 triliun dan memberikan bantuan langsung tunai sebesar Rp12,6 triliun. Dengan dukungan ini, ditargetkan pertumbuhan ekonomi yang moderat hingga akhir tahun akan tetap di atas 5% pada tahun depan di kisaran 5,2%. Selain mengambil langkah pemberian bantuan langsung tunai pemerintah juga mengutamakan keamanan pangan dengan menjaga kecukupan simpanan atau persediaan dan harga – harga pangan yang masih terjangkau.
Maka dari itu masyarakat tidak perlu panik karena adanya isu resesi ekonomi yang akan terjadi pada tahun 2023 nanti, karena pemerintah sudah mempersiapkan diri menghadapi guncangan ekonomi global ini melalui APBN dan juga beberapa langkah lain. Masyarakat hanya perlu membantu pemerintah dengan mempersiapkan diri mereka. Beberapa hal yang dapat dipersiapkan dan dilakukan masyarakat saat ini diantaranya :
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dari adanya persiapan yang cukup matang baik dari masyarakat dan juga pemerintah maka Indonesia akan siap menghadapi resesi global yang kemungkinan juga akan berdampak pada perekonomian di Indonesia.