Horor Sampah Citarum Terus Hantui Masyarakat, Apa Solusi Dari Pemprov Jabar?

Anak Negeri
Tegakkan Keadilan, Demi Indonesia Damai
Konten dari Pengguna
21 Maret 2018 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anak Negeri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Horor Sampah Citarum Terus Hantui Masyarakat, Apa Solusi Dari Pemprov Jabar?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permasalahan banjir yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Citarum bukanlah hal yang mengejutkan lagi bagi masyarakat Jawa Barat. Setiap tahunnya, kawasan yang dilintasi oleh sungai ini selalu menjadi langganan banjir tiap kali curah hujan tinggi.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut hasil dokumentasi yang dirilis oleh media Inggris di tahun 2014, berjudul 'Unreported World, The World's Dirtiest River', di video tersebut disebutkan bahwa sungai Citarum sebagai sungai terjorok di dunia. Dalam video tersebut, reporter Seyi Rhodes tampak sedang menaiki sebuah perahu dayung yang dikayuh oleh seorang warga. Tampak begitu menumpuknya sampah - sampah di sungai tersebut.
Bayangkan, betapa malunya kita sebagai masyarakat Jawa Barat terhadap apa yang ditampakkan oleh video yang dirilis pada tanggal Kamis 10 April 2014 lalu itu.
Apabila kita ditanya penyebabnya, lagi - lagi masyarakat yang nantinya disalahkan, seolah - olah masyarakat lah yang paling berperan besar menyebabkan tumpukan sampah di sungai tersebut. Meskipun diakui masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai tersebut, namun semua itu tidak sebanding dengan sumbangan sampah yang dibuang oleh beberapa pabrik dan industri di sekitar sungai tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyebab terbesar tercemarnya sungai Citarum adalah dari limbah industri, dan untuk menertibkan perusahaan - perusahaan ini, tentu saja membutuhkan ketegasan dari pemerintah provinsi Jawa Barat untuk menindak mereka. Bagaimana mungkin masalah ini bisa teratasi jika penyumbang sampah yang paling banyak tidak ditindak, melulu hanya masyarakat sekitar saja yang dipersalahkan oleh pemerintah.
Permasalahan sungai Citarum ini sudah berlarut - larut hingga selama 30 tahun. Meskipun sudah banyak program, gerakan dan aturan sudah dibuat, tetap saja tidak memberikan dampak yang signifikan. Menurut survei, ada sekitar 2.700 industri sedang dan besar yang membuang limbah ke badan airnya, terlebih 53% tidak terkelola (Sumber Harian Kompas, 04/01/18).
Sudah banyak organisasi aktifis lingkungan yang selama ini menggugat pemerintah untuk menindak tegas para pelaku limbah industri yang sebagian besar dilakukan oleh perusahaan - perusahaan besar dan menengah. Namun, apa daya, pemerintah provinsi Jawa Barat terkesan lambat dan tidak tegas dalam mengatasi persoalan tersebut.
ADVERTISEMENT
Padahal, pemerintah provinsi sendiri sudah menggelontorkan dana sebanyak Rp 4,5 triliun untuk menyelesaikan permasalahan di Sungai Citarum selama 30 tahun. Namun hasilnya sampai sekarang tidak terlalu signifikan, dan malah volume sampah di sungai ini terus bertambah, dengan volume setiap harinya mencapai 1.500 ton sampah berbagai jenis.
Jadi wajar saja, persoalan banjir terus terjadi setiap tahun, dan lagi - lagi masyarakat jadi korban, dan lagi - lagi juga masyarakat yang disalahkan. Lantas, kemana peran pemerintah dalam menindak para perusahaan - perusahaan nakal ini? Apa masih juga mau menjadikan masyarakatnya sendiri menjadi kambing hitam atas tercemarnya sungai Citarum?