Sungai Citarum Kerap Timbulkan Banjir, Kemana Pemerintah Jabar Selama Ini?

Anak Negeri
Tegakkan Keadilan, Demi Indonesia Damai
Konten dari Pengguna
18 Maret 2018 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anak Negeri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sungai Citarum Kerap Timbulkan Banjir, Kemana Pemerintah Jabar Selama Ini?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permasalahan banjir di beberapa daerah di Jawa Barat kerap kali menimbulkan keresahan di masyarakat. Kendatipun sudah menyebabkan banjir besar selama beberapa tahun, pemerintah provinsi Jawa Barat selama ini terkesan membiarkan masalah ini terus berlarut. Banjir besar itu disebabkan karena meluapnya Sungai Citarum yang selama ini dikenal sangat kotor dan minim perhatian dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, sekitar 6.361 rumah warga terendam banjir di 3 kecamatan di Jawa Barat, yakni di Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot, dan Kecamatan Bojongsoang. Sehingga, warga yang terkena dampak banjir terpaksa harus mengungsi.
"Titik pengungsian besar berada di Kecamatan Dayeuhkolot yakni Shelter Pengungsian yang terletak di belakang Kantor Desa Dayeuhkolot sebanyak 187 jiwa dan di Masjid As-Sophia sebanyak 200 jiwa," ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Bandung, Sabtu (10/3).
Selain merendam rumah warga, banjir juga menyebabkan beberapa akses jalan penghubung antar kota di Jawa Barat menjadi terputus, seperti di Jalan Andir - Katapang ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Demikian halnya di Jalan Anggadireja menuju Baleendah, Jalan Cijeruk-Cigebar, Jalan Cijagra-Bojongsoang, dan Jalan Dayeuhkolot-Moch. Toha.
ADVERTISEMENT
“Meskipun pakai motor, saya sudah terjebak macet mungkin sudah 1,5 jam. Tadi saya berangkat dari rumah di Jelekong sekitar pukul 6.00 mau berangkat kerja. Tetapi, sudah terjadi penumpukan kendaraan dari Jalan Simpang Siliwangi mengarah Bojongsoang. Terpaksa saya putar arah daripada saya terlambat kerja,” ungkap Tatang yang bekerja sebagai satpam itu.
Sistem Drainase dan Kebersihan Sungai Yang Buruk
Banjir yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Citarum bukanlah kali ini terjadi, sebelumnya kawasan ini memang sudah dikenal sebagai daerah langganan banjir setiap tahunnya. Meskipun begitu, pemerintah Provinsi Jawa Barat belum juga memberikan solusi apa - apa untuk mengatasi permasalahan ini.
Malah, jumlah pabrik yang membuang sampah di sungai ini semakin bertambah, sehingga tumpukan sampah menjadi kian bertambah dan menyebabkan aliran air tersumbat. Hal inilah yang kemudian membuat sungai Citarum selalu menyebabkan banjir setiap kali curah hujan tinggi.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah membersihkan aliran sungai ini sejak beberapa hari yang lalu. Namun hasilnya sampah kembali menumpuk di beberapa ­aliran anak Sungai Citarum,” kata Yudi, salah satu petugas Satgas Citarum Harum.
Yudi berharap, pemerintah provinsi Jawa Barat bisa bertindak tegas dalam menindak perusahaan – perusahaan yang membuang limbah ke sungai Citarum. Bukannya berkurang, pelaku pembuangan limbah malah semakin bertambah. Lantas kemana pemerintah selama ini?
“Pengawasan kepada pelaku industri pun harus diperketat. Itu karena banyak pabrik yang membuang limbahnya ke Citarum. Jika penyadaran dan pengawasan lingkungan tidak dilakukan secara masif, stigma Citarum sebagai sungai terkotor dan terhitam akan terus nempel,” ujarnya.
Ketika sudah terjadi permasalahan seperti itu, lantas dimana peran pemerintah provinsi Jawa Barat? Rakyat membutuhkan solusi, bukan hanya janji - janji saja!
ADVERTISEMENT