Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Hikmah Dibalik Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
22 Januari 2025 10:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hadi Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isra Mi’raj merupakan bagian dari sejarah islam yang sangat luar biasa. Dalam peristiwa tersebut sebagai bukti keagungan Allah SWT dengan kuasanya membawa Rasulullah bisa sampai ke Sidratul Muntaha hanya dalam satu malam. Mari kita simak dalam peristiwa perjalanan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Peristiwa Isra dan Mi’raj
ADVERTISEMENT
Perjalanan kisah Isra dan Mi’raj terjadi pada masa tahun ke-10 kenabian, dimana ditahun ini juga disebut sebagai tahun kesedihan (‘Aamul Huzni). Saat di tahun ini Nabi Muhammad SAW merasakan kesedihan yang amat dalam terhadap wafatnya dua orang yang sangat beliau cintainya yakni Siti Khadijah merupakan istri tercinta Rasulullah dan pamannya Abu Thalib yang selalu mendukung dalam perjuangan dakwahnya.
Tak hanya itu, dalam tahun ini pun dakwah yang sudah perjuangkan Rasulullah SAW di Makkah semakin mendapat penolakan keras dari kaum Quraisy. Bahkan perjalanan beliau saat ke Thaif pun di sambut dengan penghinaan dan penganiayaan. Dalam kesedihan Rasulullah, Allah memberikan kuasanya dengan mukjizat yang luar biasa yaitu dengan perjalanan Isra dan Mi’raj.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Isra
Perjalanan Isra merupakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjdil Aqsa. Pada saat malam hari, Rasululluah dijemput dan ditemui oleh Malaikat Jibril untuk membawa Rasulullah dalam perjalanan Isra. Beliau menggunakan kendaraan yang bernama Buraq, sejenis hewan yang memiliki kekuatan dahsyat mampu bergerak secepat kilat mulai dari Masjidil Haram yang berada di Makkah menuju Masjidil Aqsa yang berada di Yerusalem.
Rasulullah SAW di Masjidil Aqsa melaksanakan Ibadah salat dan menjadi imam bagi para Nabi-Nabi terdahulu. Sebagai bentuk dan menegaskan bahwa Rasulullah SAW adalah para pemimpin para Nabi untuk menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Perjalanan Mi’raj
Perjalanan Mi’raj merupakan perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanannya setelah menyelesaikan perjalanan Isra, Rasulullah SAW melanjutkan perjalannya dengan naik ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah tempat tertinggi yang tidak bisa dijangkau siapa pun bahkan malaikat pun tidak sanggup untuk melampaui nya kecuali atas dengan izin Allah SWT. Beliau menembus dan melewati tujuh lapis langit dan setiap langit Rasulullah di pertemukan dengan para Nabi seperti Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim. Di setiap langit, Rasululah di pertemukan dengan para Nabiyullah Karim, di setiap pertemuan nya banyak penuh hikmah yang diberikan.
ADVERTISEMENT
Saat sudah sampai di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW menerima perintah salat dari Allah SWT. Allah SWT memerintahkan untuk mewajibkan salat dengan jumlah 50 waktu. Namun seketika itu, Rasulullah mendapatkan saran dari Nabi Musa untuk memohon kepada Allah agar bisa diringankan. Nabi Musa sangat peduli dengan umat Nabi Muhammad SAW, dan hingga akhirnya Allah menetapkan dalam 5 waktu sehari dan semalam.
Hikmah Dibalik Kisah Isra dan Mi’raj
Dari peristiwa tersebut kita bisa dapat mengambil hikmah bahwa adanya kuasa dan kebesaran Allah SWT dari kehendaknya yang mengizinkan Nabi Muhammad SAW bisa sampai Sidratul Muntaha yang di mana tidak ada satu makhluk dan malaikat pun yang bisa sampai di Sidratul Muntaha, sungguh kebesaran Allah SWT. bahkan Rasulullah melakukan perjalanan nya dalam satu malam dari Masjid Haram menuju Masjidil Aqsa kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.
ADVERTISEMENT
Isra dan Mi’raj bukan hanya semata-mata perjalanan biasa, namun memiliki makna yang dalam, yang menunjukkan betapa dekatnya hubungan Rasulullah SAW dengan Allah SWT sekaligus juga menjadi penghibur pada masa beliau merasakan kesedihan setelah ditinggal oleh kedua orang tercintanya.
Selain itu kita harus memperkuat keimanan dan keislaman kita, dengan diturunkannya salat merupakan bagian dari tiang agama yang wajib di tegakan dan di laksanakan. Salat yang diturunkan dan diwajibkan kepada umat muslim merupakan sebagai tanda cinta mahabbah kepada Allah Swt dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya. Melalui salat umat islam bisa mendekati hubungannya dengan Allah SWT.
Dari perjalanan Rasullah menuju Sidratul Muntaha, beliau menyaksikan dengan berbagai macam cobaan mulai dari melihat orang berenang di sungai berdarah, mereka yang menggunting lidahnya dan mencakar wajahnya sendiri. Dari kisah ini sebagai bentuk kita saling introspeksi diri apa yang sudah kita perbuat selama hidup kita. Semoga Allah SWT menerima tobat dan amal kita dan menjauhi dari segala larangannya.
ADVERTISEMENT
Semoga Bermanfaat