Nasionalisme Relevansi dengan Konstitusi di Indonesia

bestianika lelia
seorang yang suka rebahan, Mahasiswa Untag 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Konten dari Pengguna
30 Mei 2022 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari bestianika lelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki budaya beragam.

Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Kedit : Lelia Bestianika, Foto dengan kamera iPhone 11 Pro
zoom-in-whitePerbesar
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Kedit : Lelia Bestianika, Foto dengan kamera iPhone 11 Pro
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang lahir dari perlawanan imperialisme dan kolonialisme. Sebelum imperialisme dan kolonialisme hadir di Indonesia, Indonesia hanyalah negeri dengan pulau-pulau yang membentang dari Aceh hingga Papua. Posisi Indonesia yang strategis sehingga bangsa bangsa asing singgah, dalam perjalanannya keliling dunia.
Rangkaian pulau-pulau yang disebut Nusantara ini dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat, dari ras, suku, agama, dan Bahasa yang berbeda. Penguasa pada saat itu juga merupakan raja-raja yang kepemimpinannya tidak dipilih oleh rakyat, namun dengan mewarisi jabatan dari leluhur mereka.
Dan pada saat tertentu antar raja atau dinasti akan saling bertempur untuk memperebutkan kekuasaan atas tanah dan ekonomi. Saat bangsa asing datang mereka menjalin hubungan dagang dengan raja-raja setempat dan membuat kongsi dagang. Kemudian dari kongsi dagang tersebut mereka membangun kekuatan militer dan politik sehingga terbentuk pemerintahan modern di Nusantara yang kemudian dikenal dengan nama Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hadirnya imperialisme dan kapitalisme membawa dampak positif dan juga negatif. Dampak positifnya yaitu rakyat Nusantara mulai mengenal modernisasi. Seperti mulai adanya Pendidikan, pabrik - pabrik gula, karet, alat transportasi yang mulai modern dari kuda menjadi, sepeda motor, mobil. Dampak negatif yang ditimbulkan yaitu kapitalisme pada dasarnya hanya mencari keuntungan ekonomi, dan mengeksploitasi sumber daya alam yang dapat diperdagangkan untuk kepentingan kolonial sendiri.
Soekarno yang saat itu menyadari situasi tersebut menawarkan gagasan baru tentang Indonesia merdeka. Gagasan itu lahir dari perasaan anti kolonialisme dan imperialisme yang bertujuan membangkitkan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan sebuah bangsa. Soekarno berhasil menyatukan ketiga ideologi perlawanan yaitu islamisme, sosialisme, dan nasionalisme kaum priyayi yang pada awalnya berjalan sendiri-sendiri untuk bersatu menjadi, jiwa kebangsaan. Jiwa kebangsaan itu melahirkan konsep negara nasionalisme yang berciri pada ideologi Pancasila, konstitusi UUD Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan sistem demokrasi dalam kepemimpinan, hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Agama dan nasionalisme mesti disejajarkan kedudukannya karena secara politik keduanya sangat penting untuk memperkuat kehidupan bernegara. Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan Indonesia dibentuk oleh negara yang dijiwai oleh agama - agama dan nasionalisme. Di Indonesia, perdebatan antara kelompok nasionalis dengan agama tidak kunjung selesai. Keduanya beradu memperebutkan kebenaran politik. Problem ketegangan ini sebenarnya telah dirasakan oleh para pemikir muslim di Indonesia.
Di Indonesia agama dan nasionalisme mesti disejajarkan kedudukannya karena secara politik keduanya sangat penting untuk memperkuat kehidupan bernegara. Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan Indonesia dibentuk oleh negara yang dijiwai oleh agama - agama dan nasionalisme. Indonesia, sebagai negara yang menganut Pancasila, perselisihan antara Nasionalis dan agama masih saja terjadi. Keduanya beradu memperebutkan kebenaran politik. Problem ketegangan ini sebenarnya telah dirasakan oleh para pemikir muslim di Indonesia. Hasilnya, lahir pemikiran yang menyebutkan nasionalisme dan agama memiliki kepentingan paralel dan tidak bertentangan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Nasionalisme harus ditanamkan sedari dini agar sedini mungkin memiliki rasa cinta kepada tanah air, tidak membedakan ras, agama, dan budaya. Jika nilai-nilai luhur agama dapat memperkuat butir-butir Pancasila, maka sinergi identitas agama dengan nasionalisme menemukan titik temunya. Khususnya dalam memperjuangkan tegaknya keadilan, persatuan, demokrasi dan kemanusiaan di Indonesia sebagaimana yang tertuang dengan jelas dalam butir-butir Pancasila.