Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Artinya Tagar #2019GantiPresiden Dibandingkan Kerja Nyata?
7 Juni 2018 15:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Beta Tweet tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tagar #2019GantiPresiden memang menarik sebagai hiburan atau lelucon belaka: ia menghiasi media sosial. Ia mengajak publik setidaknya untuk ikut bernyanyi, tertawa, bersenang ria dan lain-lainnya. Ringkasnya untuk sekedar menikmati lelucon itu.
ADVERTISEMENT
Tetapi jika itu dimaksudkan dalam arti yang sesungguhnya – untuk merebut hati rakyat agar mereka mau mengambil tegas pilihan presiden pada 2019 (presiden selain Joko Widodo) sebagaimana sesuai dengan namanya #2019GantiPresiden, rasanya tagar (berikut videonya yang mulai diviralkan) tidak memiliki makna apa-apa.
Lagi pula, tagar itu masih bersifat umum: tidak ‘gentleman’ dan meyakinkan siapa sesungguhnya yang dianggap lawan sepadan atas Presiden Joko Widodo.
Publik sendiri makin cerdas. Mereka tentu saja dapat melihat dengan jelas bahwa yang menentukan layak seseorang menjadi presiden di tahun 2019 tidak diukur oleh sekedar euforia tagar (#2019GantiPresiden). Euforia itu akan tinggal sebagai euforia. Maka sebagai slogan politik, euforia tagar itu tidak memberi pesan yang berkualitas melainkan sekedar hiburan atau lelucon saja. Lelucon yang tak lucu.
ADVERTISEMENT
Dibanding itu, sebagai pesan politik yang mencerdaskan, justru apa yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo lebih baik. Hal itu ditegaskan oleh Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan. Dia menegaskan: yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat ini adalah “kerja…kerja…kerja…”. Justru itulah yang sebenar-benarnya dibutuhkan oleh rakyat: dengan bekerja, ada hasil nyata dan hal berguna yang dirasakan oleh rakyatnya.
Kata Moeldoko, Presiden Joko Widodo tidak ambil pusing dengan situasi politik yang dibuat gaduh oleh tagar dan video klip dari tagar itu. Dia tetap pada tugasnya sebagai presiden yakni fokus bekerja demi mewujudkan program-program penting yang berguna bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.
Toh kalau kita sedikit membuka diri untuk berpikir cerdas apa yang dilakukan oleh Joko Widodo ini jelas mengisyaratkan pesan politik yang kuat: tak ada yang lebih penting dilakukan oleh seorang pemimpin atau calon pemimpin kepada rakyatnya selain meyakinkan bahwa dirinya layak untuk dipilih. Dan ukuran layak bagi seorang pemimpin adalah pada kerja-kerja cerdas yang jelas arah dan targetnya untuk kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT
Maka benar saja yang ditegaskan oleh Moeldoko bahwa gerakan hashtag atau tagar tersebut pada akhirnya akan terjungkal dikalahkan oleh kinerja nyata yang ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo. Sekedar diketahui: kemenangan Joko Widodo dari dulu di hati rakyat disebabkan oleh kesungguhannya dalam bekerja. Joko Widodo mencerminkan sosok pemimpin yang pro rakyat, memiliki gaya kepemimpinan yang secara original begitu merakyat (bukan dipoles-poles sebagai pencitraan belaka). Itu nilai lebih darinya.
Moeldoko: Yang Dirasakan Rakyat Itu Kinerja
Keyakinan Moeldoko benar: rakyat tidak mungkin terpengaruh oleh sekedar godaan gerakan hashtag. Betapa pun menariknya video itu, gerakan itu sekedar berhenti pada keriuhan belaka. Tak ada dampak nyata yang dirasakan oleh rakyatnya. Yang dirasakan oleh rakyat adalah hasil kerja nyata.
ADVERTISEMENT
Maka langkah Joko Widodo dengan tetap fokus pada kerja dan menyerukan kepada seluruh jajaran menterinya untuk fokus kerja, itu adalah langkah yang tepat.
Dengan demikian, mari kita cerdas untuk pertama-tama, kita tak perlu terkagum-kagum atau terikut atas suatu hal yang pada permukaan bombastis tapi pada kedalamannya sebenarnya kosong. Gerakan itu jelas sekedar euforia yang tanpa substansi.
Kedua, kita juga harus cerdas bahwa gerakan hashtag itu tidak memiliki janji politik yang meyakinkan. Gerakan itu tak menawarkan sesuatu yang secara politik. Tak ada agenda yang meyakinkan bahwa gerakan itu murni dan jelas-jelas memperjuangkan rakyat. Ini untuk sekedar dipahami oleh kita semua yang bakal mengikuti kontestasi pemilu presiden pada 2019.
Perhatikan secara jelas dan pilihlah secara cerdas: pemimpin yang menunjukkan kerja atau pemimpin yang sekedar menunjukkan euforia?
ADVERTISEMENT