Intensitas Kegiatan Seni Menurun Drastis Selama Pandemi, Seniman Buka Suara

Bethari Hana Pangestuti
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
28 Desember 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bethari Hana Pangestuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/11/17/13/24/singer-1047531__340.jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/11/17/13/24/singer-1047531__340.jpg
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid – 19 yang berlangsung di Indonesia sejak 2020 lalu, memberikan dampak serius bagi aktivitas masyarakat. Pada 25 Maret 2020, dikonfirmasi lebih dari 700 kasus penyakit menular (Anon n.d.).
ADVERTISEMENT
Menurut pendapat saya, hal ini berdampak pula pada aktivitas seni budaya, kelangsungan hidup seniman, serta pekerja seni. Bagi mereka, pandemi ini merupakan perubahan sekaligus peluang, dan mereka harus cepat menyesuaikan diri dengan keadaan. Kemampuan beradaptasi mereka sangat dipengaruhi oleh keadaan, dan kondisi mereka; Alhasil, beberapa seniman dan pekerja seni ini bisa menghadapi pandemi yang berkembang pesat, sementara yang lain malah menurun. Selain itu, pandemi ini memberikan kesempatan bagi industri kreatif, pelaku budaya, dan seniman untuk terus memikirkan dan meningkatkan praktik kreatifnya agar terus bertahan bahkan dapat berkembang.
Aprilia, seorang seniman campursari menguraikan dan berpendapat mengenai dampak positif dan negatif yang dialami selama pandemi covid – 19 berlangsung terutama saat berjalannya peraturan lockdown.
ADVERTISEMENT
“Dampak positif bagi seniman, semakin banyak waktu untuk istirahat atau quality time bersama keluarga, bisa bantu anak mengerjakan tugas – tugas online nya.” papar Aprilia, Sabtu (3/12/2022)
Menurut Aprilia, ia memiliki waktu lebih banyak untuk keluarganya serta membantu anaknya untuk mengerjakan tugas online, mengingat peraturan lockdown mengharuskan kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan secara daring.
Namun, keadaan ekonomi sangat berubah drastis seiring berkurangnya intensitas waktu untuk bekerja. Diungkapkan pula oleh Aprilia “Dampak negatifnya, penghasilan dari bekerja seni turun drastis, bahkan hampir tidak ada. Tetapi selama menjadi pekerja seni, kami memiliki pekerjaan lain.”
Dari ungkapan Aprilia, menunjukkan bahwa memiliki pekerjaan lain tidak ada salahnya. Karena setiap pekerjaan pasti memiliki keuntungan dan risiko tersendiri.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana seniman menjalani kehidupan dan pekerjaan pada masa pandemi?
“Sebagai seniman kami menjalani kehidupan di masa pandemi sama seperti biasa, untuk ekonomi Alhamdulillah masih tercukupi, walaupun lebih banyak menggunakan tabungan.”
“Selama pandemi, kita bekerja menyesuaikan peraturan yang ada, semakin sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak,” tutur Aprilia.
Dengan adanya pandemi ini, kreativitas para seniman semakin bertambah. Sebagai contoh, mereka saling bekerja sama untuk membuat konser virtual dengan kolaborasi sesama seniman antarkota bahkan mencapai taraf mancanegara.
Tidak hanya berusaha untuk tetap bekerja, seniman juga mengadakan konser amal sebagai wujud peduli sesama manusia, hasil berupa materi yang mereka dapatkan melalui konser amal tersebut akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai seniman muda, saya berpesan kepada seluruh rekan seniman, tetaplah menjadi seniman yang melestarikan budaya, peduli sesama, berkarya untuk bangsa, serta pantang menyerah.
Kehidupan di masa pandemi tetap berjalan, setiap orang pasti menyiapkan antisipasi untuk dirinya dan tanggung jawabnya. Terlepas dari semua itu, kita semua harus tetap menaati peraturan yang berlaku dan tetap waspada!
Daftar Refrensi :
Anon. n.d. “(PDF) ESTIMATION OF COVID-19 REPRODUCTIVE NUMBER CASE OF INDONESIA (Estimasi Angka Reproduksi Novel Coronavirus (COVID19) Kasus Indonesia).”