
Siapa, sih, yang tidak suka komedi? Dari masa ke masa, komedi memberikan tawa bagi kita, menjadi coping mechanism bagi manusia mempertahankan kewarasannya demi menjalani kehidupan yang serba keras.
Tidak jelas kapan persisnya homo sapiens mulai menertawakan hal-hal lucu. Namun, setidaknya, sejarah Yunani kuno mencatat bahwa Aristofanes telah menulis drama komedi dan satire pada 425 SM. Komedi sudah berumur amat panjang dalam peradaban manusia.
Kita sendiri mengenal komedi dari teater rakyat. Sejak masa kolonial, masyarakat Betawi akrab dengan tradisi sohibul hikayat “si empunya cerita”, yang menyampaikan nilai moral melalui dongeng bernarasi jenaka. Selain itu ada lenong, ludruk, hingga ketoprak, yang semuanya punya gaya dan tradisi masing-masing untuk memancing tawa penonton.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814