Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Swamedikasi : Permudah Apoteker atau Persulit Apoteker?
3 Januari 2025 15:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bhakti Andaru Prasetio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Swamedikasi? Apa Itu???
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian apa itu Swamedikasi? Menurut Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan (2024), Swamedikasi atau yang bisa dikenal dengan self medication adalah upaya pengobatan penyakit seseorang menggunakan obat-obatan tertentu tanpa menggunakan resep dari dokter. Pasalnya, orang-orang yang melakukan swamedikasi justru melibatkan apoteker dengan berkonsultasi pada apoteker terdekat. Apakah hal ini mempermudah apoteker? atau justru mempersulit apoteker?
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pusat Statistik (2024), hampir seluruh provinsi di Indonesia melakukan swamedikasi secara berkala. Per Desember 2024 lalu, hampir 70% masyarakat di seluruh Indonesia melakukan swamedikasi dengan terbanyak di Kalimantan Tengah sebesar 88,56% dan terkecil di Papua Tengah sebesar 63,38%. Hal ini menunjukkan bahwa swamedikasi masih sangat sering terjadi dan sangat lazim untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan perkembangan zaman yang ada, penggunaan swamedikasi diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang.
Apoteker memiliki peranan yang sangat besar dalam menjamin kualitas dan kebenaran obat yang akan dikonsumsi oleh pasien. Apoteker wajib memastikan bahwa obat yang akan dikonsumsi aman, baik, dan efektif untuk digunakan sesuai dengan terapi yang diberikan. Tidak hanya itu, apoteker juga berperan besar dalam kegiatan swamedikasi yang akan dilakukan oleh seorang pasien. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang penting untuk dipahami pasien dan apoteker sebelum melakukan swamedikasi. Hal ini terbagi dalam beberapa hal yaitu : (1) Jenis Obat yang digunakan; (2) Orang yang dapat melakukan swamedikasi; (3) Resiko swamedikasi.
ADVERTISEMENT
Jenis Obat yang digunakan
Swamedikasi tidak bisa menggunakan semua jenis obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk swamedikasi seperti obat-obatan OTC (Over The Counter), Obat Tradisional, dan Obat Wajib Apotek (OWA). Obat-obatan OTC atau Over The Counter adalah jenis obat-obatan yang bisa dibeli oleh pasien tanpa harus menggunakan resep resmi dari dokter. Obat-obatan ini ditandai dengan adanya lingkaran hijau dengan tepi hitam pada bungkusnya. Sementara itu, obat tradisional umumnya berupa jamu, minuman herbal, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. Terakhir, Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang bisa didapatkan tanpa menggunakan resep dokter.
Penting bagi pasien dan apoteker mengetahui jenis obat-obatan yang bisa digunakan dalam swamedikasi. Tidak semua obat obatan dapat dikonsumsi secara swamedikasi, contohnya adalah obat antibiotik. Dalam penggunaannya, antibiotik harus disertakan dengan resep dokter dan harus digunakan sesuai dengan aturan dari dokter. Menurut Nurmitasari (2022) saat ini jumlah penggunaan obat antibiotik dalam swamedikasi telah mencapai 27,8%. Hal ini tentunya sangat menyalahi aturan swamedikasi. Penyalahgunaan obat untuk swamedikasi tidak hanya bisa menimbulkan resistensi obat, tetapi juga kecacatan dan bahkan kematian.
ADVERTISEMENT
Orang yang dapat melakukan swamedikasi
Ternyata, tidak semua orang dapat melakukan swamedikasi loh! Swamedikasi hanya boleh dilakukan kepada pasien yang memang sudah mengerti akan gejalanya dan jenis obat yang diperlukan. Swamedikasi hanya boleh dilakukan kepada pasien yang mengalami gejala dan penyakit ringan seperti alergi, batuk, pilek, anemia, diare, luka bakar, influenza, dan penyakit ringan lainnya yang hanya memerlukan pengobatan kecil (Saba, 2023).
Dalam penerapannya, penting bagi Apoteker untuk mampu mengedukasi pasien mengenai obat yang akan digunakan dalam swamedikasi Edukasi ini harus melibatkan tidak hanya informasi obat dan tata cara penggunaannya, tetapi juga kondisi, riwayat, dan histori rujukan pasien sebagai pertimbangan obat yang akan digunakan.
Resiko Swamedikasi
Meskipun dirasa ringan, swamedikasi juga memiliki beberapa resiko yang perlu diwaspadai oleh pasien. Resiko umum seperti overdosis dan kesalahan penggunaan obat masih seringkali ditemukan di Indonesia. Bagi Apoteker sendiri, seringkali ditemukan banyak pemalsuan resep dan penyalahgunaan obat-obatan yang akan digunakan dalam swamedikasi. Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran kita dalam membantu pasien melakukan Swamedikasi
ADVERTISEMENT
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Swamedikasi dapat kita anggap sebagai upaya kecil menghentikan penyakit yang memiliki kemungkinan menjadi lebih parah di masa depan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami aturan dan ketentuan khusus sebelum melakukan swamedikasi. Apoteker bukanlah dokter yang bisa mendiagnosis secara keseluruhan. Apabila swamedikasi disalahgunakan, maka hal ini hanya akan mempersulit kinerja Apoteker dalam membimbing pasien. Mari kita lakukan swamedikasi dengan benar demi kesejahteraan kesehatan masyarakat Indonesia!
Referensi :
Badan Pusat Statistik. (2024, 12 11). Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi (Persen), 2024. Badan Pusat statistik. Retrieved 1 1, 2025, from https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTk3NCMy/persentase-penduduk-yang-mengobati-sendiri-selama-sebulan-terakhir.html
Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan. (2024, 10 7). Risiko Swamedikasi dan Peran Apoteker. Kementerian Kesehatan. Retrieved 1 1, 2025, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3701/risiko-swamedikasi-dan-peran-apoteker
ADVERTISEMENT
Nurmitasari, A. D., & Batubara, L. (2022, 11). Tingkat Penggunaan Antibiotik Sebagai Swamedikasi Di Perumahan Taman Bumyara Kecamatan Mustikajaya Bekasi. Junior Medical Jurnal, 1(3), 295-306.
Pratiwi, Y., Rahmawaty, A., & Islamiyati, R. (2020, 1). PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN SWAMEDIKASI PADA PASIEN BPJS. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1), 65-72.
Saba, H. K. P. (2023, 9 5). Apa Peran Apoteker di Apotek dalam Melakukan Edukasi Swamedikasi? Farmacare. Retrieved 1 1, 2025, from https://www.farmacare.id/apa-peran-apoteker-di-apotek-dalam-melakukan-edukasi-swamedikasi