Konten dari Pengguna

'Kamu Mau Ngapain, Millennials?'

9 Oktober 2017 12:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bhinneka.Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap orang butuh bekerja, walaupun penghasilan dan uang bukan semata-mata tujuan utamanya.
ADVERTISEMENT
Sekilas, pernyataan ini sangat menggoda untuk diperdebatkan. Ada yang berpendapat bahwa materi bukanlah segalanya dibanding pengetahuan dan pengalaman, tetapi ada pula yang menyebut bahwa setiap orang pasti memerlukan sumber daya untuk bisa menjalani dan meneruskan kehidupannya dengan lancar. Dalam hal ini, sumber daya tersebut adalah uang.
Sebelum dibahas lebih jauh, bekerja di sini bukan diartikan secara sempit, yaitu menjadi pekerja atau karyawan bagi orang lain dan menerima gaji. Memulai usaha atau bisnis milik sendiri juga dapat disebut dengan bekerja, tetapi tentu dengan tanggung jawab dan penentuan target yang berbeda.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam banyak aspek. Tidak ada yang lebih tinggi atau rendah dibandingkan yang lain, kecuali dalam hal posisi atau kedudukan, gengsi atau citra diri, maupun penghasilan atau tunjangan yang didapatkan. Contohnya, dianggap lumrah bahwa prestise seorang CEO jauh lebih tinggi dan keren dibanding seorang manajer biasa. Meskipun saat berbicara tentang pendapatan, tetap harus kembali pada profil perusahaan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Lalu, mana pendapat yang paling tepat bagi para millennials, generasi yang “menguasai” masa kini? Apakah lebih baik bekerja untuk menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya mumpung masih muda dan punya banyak tenaga; atau bekerja dengan cermat untuk mulai mengumpulkan materi sedini mungkin demi kesejahteraan di masa depan; atau malah ingin mendapatkan dua-duanya sekaligus?
Pandangan atau insight tentang ini yang dibagikan Bhinneka (dahulu dikenal sebagai Bhinneka.com) dalam gelaran “Bhinneka Campus Zone” sejak pertengahan September lalu. Kegiatan berupa talkshow dan career coaching ini dilangsungkan secara roadshow ke sejumlah kampus ternama, diawali di Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta (11-14 September), dilanjutkan dengan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada (25-28 September). Menyusul kemudian, penyelenggaraan di PPM School of Management Jakarta, dan rencananya diakhiri di Universitas Indonesia (UI) Depok.
ADVERTISEMENT
Mengangkat “Millennialpreneur” sebagai tema utama, kegiatan ini difokuskan kepada mahasiswa sebagai kelompok millennials yang akhir-akhir ini kian gandrung terhadap entrepreneurship atau kewirausahaan. Sesi dibuat seperti kuliah umum untuk sekitar seratusan mahasiswa, tergantung kapasitas ruangan.
Ada dua sub topik yang dibawakan dalam setiap penyelenggaraannya. Pertama, “Employee vs Entrepreneur” yang dibuka dengan sharing dari dua narasumber. Di kampus Unika Atma Jaya Jakarta, sesi ini diisi oleh Sabarudin Adinugroho sebagai Recruitment Manager Bhinneka bersama Dino Martin selaku CEO Karir.com. Keduanya sama-sama memaparkan mengenai tantangan terkini baik sebagai karyawan, maupun sebagai wirausahawan. Beberapa di antaranya seperti:
• Bagaimana memilih perusahaan yang tepat untuk bekerja, sekaligus mencari pengalaman? • Dari tren saat ini, mana yang lebih baik antara bekerja di perusahaan startup atau korporasi? • Apa yang dibutuhkan seseorang millennial untuk memulai usahanya sendiri? • Apa saja kendala utama yang dihadapi millennial dalam menjalankan usahanya?
(Suasana kegiatan di Unika Atma Jaya Jakarta.)
ADVERTISEMENT
Materi dikupas lebih dalam di sesi tanya jawab. Salah satunya ketika ada mahasiswa yang menanyakan kiat untuk memajukan usaha rintisannya. Ini menunjukkan posisinya sebagai entrepreneur pemula, apa pun bidang yang tengah digeluti.
Berlanjut ke sesi kedua, dengan topik “Dari Laptop Menjadi Laba” lebih berbicara mengenai cara dan kiat memanfaatkan segala teknologi yang ada saat ini, untuk menjadi sumber penghasilan tambahan. Sesi ini juga diisi dua narasumber, yakni Novrita Andriana Fitri selaku GM Corporate Sales Bhinneka, berpartner dengan Amanda Susan Cole sebagai CEO Sayurbox, salah satu startup yang bergerak di bidang pertanian tanaman pangan.
(Dennis Kumara selaku moderator bersama Amanda Susan Cole (tengah), dan Novrita Andriana Fitri dalam sesi di Unika Atma Jaya Jakarta.)
ADVERTISEMENT
Keduanya memberikan pandangan dan menggunakan pendekatan yang berbeda dalam hal pemanfaatan teknologi untuk berbisnis, tetapi pada akhirnya tetap berujung pada tujuan yang sama: kesuksesan dan kesejahteraan penggunanya. Secara konkret, pemanfaatan teknologi berdampak penting dalam pemasaran dan pencapaian target penjualan Corporate Sales Bhinneka. Sedangkan, untuk Sayurbox, teknologi berperan penting dalam menjalankan roda bisnis mereka, mendistribusikan hasil-hasil pertanian berkualitas ke pihak yang memerlukan, serta turut menyejahterakan para petani di beberapa perkebunan Indonesia.
Dilangsungkan di lingkup kampus, kegiatan “Bhinneka Campus Zone: Millennialpreneur” memang khusus untuk mahasiswa setempat. Namun, tidak menutup kemungkinan juga terbuka untuk mahasiswa dari kampus luar, seperti yang berlangsung di Unika Atma Jaya Jakarta. Tercatat ada beberapa mahasiswa dari kampus Trisakti School of Management sebagai peserta.
(Suasana kegiatan di kampus ITS Surabaya.)
ADVERTISEMENT
“Bhinneka berharap kegiatan knowledge sharing ini bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada para peserta, maupun semua pihak yang terlibat. Mengingat pentingnya topik yang disampaikan, dan harapan kita bersama untuk ekonomi Indonesia yang lebih berdaya. Kami menyampaikan terima kasih untuk kolaborasi, kerja sama, dan partisipasi semua pihak,” ungkap Tulus Akib, Integrated Channel Marketing Manager Bhinneka selaku penanggung jawab rangkaian kegiatan ini.