Konten dari Pengguna

Ijime/いじめ, Perundungan di Jepang

Bhismara Wira Seno Siswoko
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Studi Kejepangan
30 Maret 2023 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bhismara Wira Seno Siswoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-vector/bully-concept-art-japanese-female-student-1265253892
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-vector/bully-concept-art-japanese-female-student-1265253892
ADVERTISEMENT
Fenomena bullying sudah lama membayangi dan menghiasi dunia pendidikan. Namun, insiden bullying dalam pendidikan menjadi semakin umum saat ini, dan sepertinya sudah menjadi kejadian sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Apa itu ijime dan seberapa lazimnya di Jepang?

Ijime/いじめ adalah nama lain dari perundungan dalam bahasa Jepang yang dilakukan oleh sekelompok individu terhadap satu individu atau kelompok yang lebih lemah secara berulang-ulang. Fenomena tersebut telah dikaji melalui perspektif siswa, mengungkapkan bahwa anak laki-laki cenderung berfokus pada kekerasan fisik sedangkan anak perempuan cenderung berfokus pada perilaku psikologis, relasional, dan tidak langsung seperti pemanggilan nama dan pengucilan.
Fenomena tersebut telah dikaji melalui perspektif siswa, mengungkapkan bahwa anak laki-laki cenderung berfokus pada kekerasan fisik sedangkan anak perempuan cenderung berfokus pada perilaku psikologis, relasional, dan tidak langsung seperti pemanggilan nama dan pengucilan.
Ijime telah menjadi masalah serius di Jepang selama bertahun-tahun. Meskipun Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki budaya yang sangat sopan dan harmonis, namun kenyataannya tidak selalu seperti itu. Ijime tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa kasus, korban ijime bahkan mengalami tekanan psikologis yang sangat besar dan menyebabkan depresi atau bahkan bunuh diri.
https://www.shutterstock.com/image-photo/asian-girl-self-harming-cutter-knife-1469819582

Apa penyebab ijime di Jepang?

Terlepas dari perhatian sosial yang serius bahwa ijime ada di antara anak-anak sekolah Jepang, studi empiris mengenai penyebabnya masih terbatas. Namun, para sarjana telah mengidentifikasi faktor-faktor potensial yang mungkin terkait dengan ijime. Salah satu alasan untuk berpartisipasi dalam ijime adalah rasa takut menjadi sasaran diri sendiri, yang dapat meningkat jika tidak dihentikan, dan dapat berdampak jangka panjang pada korban. Selain itu, intimidasi atau ijime Jepang lebih berbasis kelas dan hubungan daripada perundungan negara barat.
ADVERTISEMENT
Perbedaan sifat ini dapat mempersulit korban untuk mencari bantuan dan mempertahankan anonimitas. Sebuah studi yang menilai persepsi anak-anak Jepang tentang kata "ijime" menunjukkan bahwa anak-anak Jepang lebih cenderung menganggap "ijime" sebagai pengalaman negatif daripada rekan-rekan Barat mereka, yang dapat berkontribusi pada prevalensi ijime di Jepang.
https://www.shutterstock.com/image-photo/article-headline-written-japanese-bullying-1846207519
Meskipun ada studi empiris terbatas yang meneliti realitas ijime antara interaksi siswa-guru, wawancara dan kunjungan ke sekolah telah dilakukan, mengungkapkan bahwa salah satu alasan untuk berpartisipasi dalam ijime mungkin karena takut menjadi sasaran diri sendiri.

Apa efek ijime bagi korban dan masyarakat luas?

Efek ijime, atau perundungan Jepang, dapat berdampak jangka panjang pada korban dan menciptakan lingkungan yang sulit bagi mereka untuk mencari bantuan dari luar. Korban ijime menghadapi kesulitan mencari bantuan dan mempertahankan anonimitas, yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut dari perundungan.
ADVERTISEMENT
Ijime lebih berbasis kelas dan hubungan daripada perundungan negara barat dan dapat dengan cepat menyebar ke seluruh kelas, menciptakan iklim kelas. Anggota kelas yang tidak terlibat mungkin merasakan tekanan untuk memilih pihak mana yang mereka dukung, dan jawabannya kemungkinan besar adalah agresor untuk menghindari berada di pihak yang salah. Anggota kelas lainnya mungkin enggan untuk mengintervensi atau memberi tahu guru kelas tentang situasi tersebut.
https://www.shutterstock.com/image-illustration/bullying-114481222
Sayangnya, dampak pencegahan/intervensi ijime belum memadai, dan ketakutan akan ijime yang terus berlanjut semakin memperkuat keengganan korban untuk mencari bantuan. Selain itu, kesulitan mencari bantuan eksternal memperkuat keengganan ini.
Untuk mengatasi masalah ini, "Program Imunitas Ijime" telah dibuat bersamaan dengan arahan masa depan untuk pencegahan ijime. Namun, pencegahan/intervensi ijime adalah perjuangan melawan rintangan yang membutuhkan penanganan tantangan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan kesadaran dan pemahaman di antara siswa, guru, dan orang tua untuk mempromosikan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung.
ADVERTISEMENT