Konten dari Pengguna

Tatemae, Konsep Penampilan Luaran yang Menyembunyikan Isi Hati Orang Jepang

Bhismara Wira Seno Siswoko
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Studi Kejepangan
22 Oktober 2023 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bhismara Wira Seno Siswoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-photo/two-faces-204048727
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-photo/two-faces-204048727
ADVERTISEMENT
Orang Jepang hampir selalu ramah dan sopan dalam tindakan dan perkataannya. Namun, apakah Anda yakin semua tindakan dan perkataan yang ditampilkan orang Jepang di depan umum sejalan dengan isi hati mereka? Masalahnya orang Jepang punya tatemae. Sebenarnya apa itu tatemae?
ADVERTISEMENT
Tatemae adalah sebuah konsep budaya di Jepang yang mengacu pada perilaku dan pendapat yang ditampilkan seseorang di depan umum untuk mengikuti norma-norma sosial. Merupakan pendapat masyarakat yang diperlukan sesuai dengan posisi dan keadaan seseorang, dan mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan honne seseorang, yaitu perasaan dan pendapat sebenarnya dari seorang individu. Tatemae dapat didefinisikan sebagai "fasad publik" atau perilaku di mana orang Jepang menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya di depan umum. Ini adalah cara menjaga keharmonisan sosial dan menghindari konflik dalam masyarakat Jepang.
https://www.shutterstock.com/image-vector/woman-shows-two-face-mask-happy-2111590418
Asal usul tatemae dapat ditelusuri kembali ke era samurai, di mana menjaga kehormatan dan status sosial adalah hal yang paling penting. Konsep tatemae digunakan untuk menjaga ketertiban sosial dan menghindari konflik dalam masyarakat. Penggunaan tatemae dalam masyarakat Jepang masih lazim hingga saat ini, terutama di kalangan pekerja dan di lingkungan formal. Tatemae dianggap sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan menjaga keharmonisan sosial, meskipun itu berarti menyembunyikan perasaan sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Tatemae dapat diamati dalam berbagai aspek budaya Jepang dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam budaya bisnis Jepang, karyawan diharapkan menunjukkan rasa hormat kepada atasannya dan menjaga sikap positif, meskipun mereka tidak setuju dengan ide mereka. Demikian pula, dalam situasi sosial, orang mungkin terlibat dalam obrolan ringan dan memberikan pujian agar tidak menyinggung perasaan orang lain atau menyebabkan ketidaknyamanan. Meskipun tatemae mungkin dianggap tidak jujur oleh sebagian orang, tatemae merupakan bagian integral dari budaya Jepang dan dianggap sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan menjaga keharmonisan sosial.

Peran Tatemae dalam Kebudayaan Jepang

https://www.shutterstock.com/image-photo/two-faces-219369559
Tatemae merupakan aspek penting dari budaya Jepang yang memainkan peran penting dalam menjaga keharmonisan sosial dan menghindari konflik. Konsep harmoni, atau wa(和), sudah tertanam dalam masyarakat Jepang, dan tatemae berfungsi sebagai alat untuk mencapai harmoni ini dengan memungkinkan individu menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya dan menjaga sikap sopan dan hormat di depan umum. Hal ini sangat penting dalam situasi sosial, di mana menjaga hubungan dan menyelamatkan muka sangat dihargai. Dengan mengedepankan tatemae, masyarakat Jepang dapat menjalani interaksi sosial dengan mudah dan tidak menimbulkan rasa tersinggung atau tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Tatemae juga lazim di dunia bisnis dan profesional di Jepang. Dalam konteks ini, tatemae sering digunakan untuk menjaga citra positif, menghindari konflik, dan menjaga hubungan bisnis. Misalnya, dalam negosiasi, pengusaha Jepang mungkin menggunakan tatemae untuk menyatakan persetujuan atau minat terhadap suatu proposal, meskipun mereka mungkin memiliki keberatan atau kekhawatiran. Hal ini membantu menjaga suasana positif dan dapat menghasilkan hasil bisnis yang sukses. Namun, penting untuk dicatat bahwa tatemae terkadang dapat menyebabkan perilaku yang kontradiktif, karena individu mungkin mengatakan satu hal tetapi bermaksud lain. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan budaya Jepang.
Meskipun memiliki potensi kelemahan, tatemae tetap menjadi aspek penting dalam budaya dan masyarakat Jepang. Dengan mengedepankan keharmonisan dan menghindari konflik, Jepang mampu menjaga hubungan diplomatik dengan beberapa negara di dunia. Selain itu, tatemae dapat membantu menjaga hubungan keluarga dan melestarikan konsep kekerabatan, atau yaitu. Namun, penting untuk menyadari bahwa tatemae bukannya tanpa tantangan. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengarah pada kebohongan yang nyata dan kurangnya transparansi. Meskipun demikian, tatemae tetap menjadi aspek penting dalam budaya Jepang, dan memahami perannya dapat membantu individu menavigasi interaksi sosial dan profesional dengan lebih mudah dan sensitif.
ADVERTISEMENT

Kritik dan Tantangan terhadap Tatemae

https://www.shutterstock.com/image-vector/masquerade-vector-icon-on-white-background-1923725033
Tatemae, sebuah fenomena budaya Jepang, mendapat kritik karena dianggap tidak jujur oleh orang asing. Tatemae mengacu pada perilaku menampilkan fasad untuk menjaga keharmonisan sosial, meskipun hal tersebut bertentangan dengan perasaan atau niat seseorang yang sebenarnya. Meskipun dianggap sebagai bagian penting dari komunikasi Jepang, beberapa orang memandangnya sebagai bentuk penipuan dan ketidaktulusan, terutama bila digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kritik ini menyoroti perbedaan budaya dalam gaya dan nilai komunikasi, di mana keterusterangan dan kejujuran sangat dihargai dalam beberapa budaya, sementara ketidaklangsungan dan harmoni diprioritaskan dalam budaya lain.
Penerimaan tatemae juga bervariasi antar generasi di Jepang. Generasi tua cenderung lebih mementingkan menjaga keharmonisan sosial dan berpegang pada norma budaya tradisional, termasuk penggunaan tatemae. Namun, generasi muda lebih cenderung mengutamakan ekspresi dan keaslian individu, sehingga menyebabkan pergeseran sikap terhadap tatemae. Kesenjangan generasi ini menyoroti nilai-nilai dan norma budaya yang berkembang di Jepang, serta tantangan dalam menyeimbangkan tradisi dengan modernitas.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya pengaruh budaya Barat dan globalisasi juga menimbulkan tantangan terhadap praktik tatemae dalam masyarakat Jepang modern. Ketika masyarakat Jepang menjadi lebih beragam dan multikultural, nilai-nilai dan norma-norma tradisional yang mendasari tatemae mungkin tidak lagi berlaku atau relevan. Selain itu, kebangkitan media sosial dan komunikasi digital telah memudahkan individu untuk mengekspresikan perasaan dan pendapat mereka yang sebenarnya, sehingga menantang kebutuhan akan tatemae dalam konteks tertentu. Tantangan-tantangan ini menyoroti perlunya masyarakat Jepang untuk beradaptasi dan berkembang sebagai respons terhadap perubahan dinamika budaya dan sosial.
Kesimpulannya, tatemae memainkan peran penting dalam budaya dan masyarakat Jepang. Merupakan konsep yang mengedepankan keharmonisan sosial, menghindari konflik, dan menjaga hubungan. Tatemae sudah mendarah daging dalam budaya Jepang dan dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk lingkungan bisnis dan profesional. Namun, tatemae juga mendapat kritik karena tidak jujur dan tidak tulus. Selain itu, generasi muda di Jepang mungkin belum sepenuhnya menerima atau memahami pentingnya tatemae. Ketika Jepang terus melakukan modernisasi dan evolusi, konsep tatemae mungkin menghadapi tantangan dan perubahan baru. Meskipun demikian, tatemae tetap menjadi aspek penting dalam budaya dan masyarakat Jepang.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Honne dan Tatemae – Aturan Tidak Tertulis Masyarakat. from www.tsunagulocal.com/id/94198/
Tatemae, Budaya Menyembunyikan Isi Hati Orang Jepang. from japanesestation.com
(DOC) Done Honne Tatemae | Ainul Yakin.