Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
BHP Semarang Buktikan Ramah Kepada Kelompok Rentan
15 Desember 2023 21:42 WIB
Tulisan dari Balai Harta Peninggalan Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
SEMARANG-Setelah sebelumnya menyambangi Rupbasan Semarang, wanita bernama Hj. Murtini berkesempatan mengunjungi Balai Harta Peninggalan Semarang, Kamis (12/12).
ADVERTISEMENT
Langsung dilayani oleh Kurator Keperdataan Ahli Madya, Hardhini Ambarwati yang didampingi oleh Kepala Seksi Peninggalan Wilayah II, Ning Rahayu.
Tujuan kedatangan Murtini ke BHP Semarang ialah untuk melakukan peninjauan pelayanan berbabis HAM di BHP Semarang dalam rangka “Rekor MURI perjalanan dengan Kategori Tuna Netra”.
“Jadi beliau datang ke sini diantar pegawai Rupbasan Semarang, untuk meninjau kualitas pelayanan berbasis HAM di UPT se Kanwil Kumham Jateng”, tutur Hardhini ketika diwawancarai Tim Humas BHP Semarang.
“Sebelumya memang sudah ke Kanwil, sudah mendapat ijin dari sana. Beliau memulai perjalanannya kemarin 13 Desember, sudah sempat mampir ke beberapa UPT Kanwil Jateng. Jadi beliau dari UPT ke UPT lain secara estafet”. Lanjutnya.
Setelah sejenak berbincang – bincang. Murtini pun meminta ijin untuk mengantarkan ke UPT selanjutnya. Rumah Detensi Imigrasi semarang lah yang jadi tujuan selanjutnya. Hardhini serta Ning Rahayu dengan ramah mengantar Murtini ke Rudenim Semarang menggunakan kendaraan dinas roda 4 (empat).
Diperjalanan, Hardhini sempat bertanya bagaimana kondisinya, dan latar belakang apa yang menyebabkannya menjadi seperti ini (tuna netra).
ADVERTISEMENT
Ia bercerita, dulunya ia adalah seroang Dosen, kemalangan yang didapat saat ini bermula ketika perjalanan dinas di tempat Murtini bekerja. Ia berserta rombongan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 13 (tiga belas) orang kecelakaan, diantaranya 10 (sepuluh) meninggal dan 3 (tiga) cacat seumur hidup, termasuk Murtini.
“Dulu kita mau melakukan perjalanan dinas, di jalan terjadi kecelakaan. 10 (sepuluh) teman saya meninggal dan yang lain mengalami cacat seumur hidup, termasuk saya”, tutur Murtini.
“Sebenarnya dijadwalkan yang berangkat ada 16 (enam belas) orang, akan tetapi yang 3 (tiga) tidak ikut. Syukurlah, mereka tidak mengalami nasib seerti kami”, imbuhnya.
Hardhini menambanhkan, bahwasanya kepribadian Murtini itu berani, semangat, dan tidak mudah menyerah, walau keadaanya seperti ini, ia tetap semangat memecahkan Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI).
“Ibu tu sosok yang mengispirasi bagi kami, keberanian, semangat, dan ketabahannya membuat kami takjub. Dengan kondisi ibu yang sedikit terbatas, tidak membuat nyali ibu ciut. Semoga selalu sehat ya bu, semoga berhasil memecahkan rekor tersebut”, tutur Hardhini dalam pujiannya ke Murtini.
ADVERTISEMENT
Karena obrolan santai, tidak terasa sudah sampai di Rudenim Semarang. Disambut ramah oleh Nabila, pegawai pelayanan Rudenim Semarang.
Dengan lugas, Hardhini dan Ning Rahayu menjelaskan maksud tujuan Hj. Murtini. Setelah selesai menjelaskan, rombongan BHP Semarang undur pamit dari rudemin serta menitipkan Murtini di sana. Rencananya, perjalanan Murtini akan menyambangi Lapas Kelas II Kendal dengan kawalan hangat Tim Kerja Rudenim.