Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Antara Milenial, Diplomasi Ekonomi dan Promosi Pariwisata Indonesia
16 November 2019 6:47 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Bibid Kuslandinu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Milenial perlu untuk mengetahui perkembangan dunia, karena di zaman now hal-hal yang terjadi di luar negeri akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan termasuk pada isi dompet kita.
ADVERTISEMENT
Karena globalisasi, terjadinya permasalahan-permasalahan di luar negeri mau tidak mau dapat terasa juga dampaknya di negara kita. Misalnya terjadi kenaikan harga minyak dunia karena adanya konflik di suatu negara atau kawasan, maka akan berimbas pada naiknya harga BBM di Indonesia yang kemudian merembet kepada harga barang-barang lain.
Apalagi belakangan ini, perekonomian dunia dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat berat seperti perang dagang antara AS-Tiongkok dan perlambatan ekonomi di berbagai negara. Hal ini tentu membawa dampak negatif kepada perekonomian negara kita.
Efek perang dagang dan lesunya atau krisis ekonomi di berbagai negara tersebut menyebabkan permintaan dari luar negeri mengalami penurunan, sehingga tentu saja menurunkan ekspor Indonesia. Sehingga, terjadi impor yang lebih besar dari ekspor atau secara ekonomi disebut defisit neraca perdagangan.
ADVERTISEMENT
Defisit neraca perdagangan menjadi salah satu penyebab utama naiknya dolar AS terhadap Rupiah, karena impor tersebut dibayar menggunakan dolar sehingga devisa kita menjadi berkurang. Naiknya harga dolar juga menyebabkan meningginya harga barang-barang yang banyak digunakan oleh milenial, misalnya handphone dan gadget lainnya, yang hampir seluruhnya berasal dari impor.
Diplomasi Ekonomi dan Promosi Pariwisata
Untuk mengatasi tantangan perekonomian dunia tersebut, Pemerintah Indonesia tengah gencar melakukan diplomasi ekonomi yang menjadi saat ini menjadi prioritas pertama pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Salah satu aspek penting dari diplomasi ekonomi ini adalah mendorong perdagangan, pariwisata dan investasi (trade, tourism and investment/TTI).
Di tengah tantangan berat dalam mendorong ekspor perdagangan dan menarik investasi, kita juga perlu melihat pariwisata sebagai sektor yang sangat potensial. Pariwisata menyumbang devisa yang besar dan meningkat pesat. Tahun 2017 Indonesia memperoleh devisa dari pariwisata sebesar Rp 15,24 miliar dolar dan tahun 2018 mencapai Rp 19,29 miliar dolar dengan jumlah wisman mencapai 15,8 juta orang.
ADVERTISEMENT
Dalam suatu wawancara TV, Peter Gontha (pengusaha dan Dubes RI untuk Polandia 2014-2019), mengatakan bahwa sebenarnya “ekspor” Indonesia yang paling mudah adalah pariwisata, karena kita mempunyai semua modal yang diperlukan. Indonesia mempunyai pemandangan alam yang indah, kebudayaan yang kaya, masyarakat ramah, kuliner lezat, dan sebagainya.
Di samping destinasi-destinasi wisata yang belakangan ini terus bermunculan di Indonesia, ke depannya pemerintah kita terus mengembangkan destinasi wisata baru termasuk infrastrukturnya. Yang saat ini fokus dibangun antara lain 5 destinasi wisata super prioritas yang juga disebut “5 new Bali” yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang.
Selain destinasi wisata baru, pemerintah juga serius menggarap event untuk menggaet wisatawan asing ke Indonesia, misalnya dalam pariwisata olah raga ada gelaran besar olah raga Asian Games 2018 yang lalu, ke depannya akan ada Piala Dunia Sepak Bola U20 dan balap Motogp di tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Peran Milenial
Di Indonesia, jumlah milenial menurut Bappenas mencapai 90 juta orang dan merupakan faktor kuat dalam menggerakkan ekonomi Indonesia. Salah satu hobi milenial yang menjadi trend kekinian adalah berwisata atau traveling. Dengan figur tersebut, peran milenial sangat diperlukan sebagai agen diplomasi untuk menyebarkan citra positif Indonesia sekaligus mengkampanyekan pariwisata Indonesia.
Milenial Indonesia, baik yang berada di tanah air maupun di luar negeri dapat menjadi duta-duta bangsa dalam mempromosikan keindahan negara kita. Sebagai generasi muda, ada peran-peran yang dapat dilakukan antara lain sebagai influencer dan innovator.
Sebagai influencer, kita bisa lakukan upaya seperti promosi pariwisata Indonesia melalui berbagai medsos, dengan mengunggah gambar-gambar dan cerita traveling sambil menyertakan hashtag-hashtag terkait. Sedangkan sebagai innovator, kita bisa lakukan terobosan dalam mengenalkan pariwisata Indonesia, contohnya membuat film/video, menggalakkan storynomics atau misalnya membuat game online terkait tujuan wisata Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yang tak kalah penting, milenial juga perlu untuk lebih mengeksplorasi destinasi-destinasi serta event pariwisata di Indonesia, karena banyak sekali tempat-tempat baru yang sangat menarik dikunjungi seperti di Belitung, Banyuwangi hingga Raja Ampat. Selain bermanfaat untuk refreshing, traveling ke destinasi dalam negeri juga membantu ekonomi lokal, serta bisa eksis di sosmed sekaligus mempromosikan pariwisata Indonesia.