Didi Kempot dan Sobat Ambyar Suriname

Bibid Kuslandinu
Pemerhati isu-isu hubungan internasional, hukum internasional, pariwisata, kuliner dan otomotif
Konten dari Pengguna
25 November 2019 7:27 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bibid Kuslandinu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini nama Didi Kempot ngehits di kalangan generasi muda Indonesia. Belakangan banyak anak-anak muda tiba-tiba menjadi penggemar Didi Kempot. Konsernya dimana-mana selalu penuh oleh anak-anak muda yang berjoget terbawa alunan lagu campur sari.
ADVERTISEMENT
Para penggemar ini menjuluki komunitasnya dengan nama sobat ambyar (hancur berkeping-keping), mewakili kecintaan pada lagu-lagu Didi Kempot yang melankolis, mengisahkan tentang kesedihan dan patah hati. Karena itulah, Didi Kempot juga mendapatkan julukan "Godfather of Broken Heart.”
Didi Kempot yang bernama asli Dionisius (dipanggil Didi) Prasetyo dan lahir di Solo 31 Desember 1966, kini dikenal sebagai maestro campursari. Dulu, dia mengawali karier dari bawah menjadi pengamen jalanan. Dari situlah Didi mendapat julukan Kempot, singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar.
Jauh sebelum populer di Indonesia seperti sekarang ini, Didi Kempot lebih dulu terkenal di Suriname dan Belanda. Didi pertama kali berangkat ke negara tersebut tahun 1993. Sampai saat ini, dirinya sudah konser di Suriname sebanyak 11 kali dan di Belanda 2 kali.
ADVERTISEMENT
Di Suriname, nama Didi Kempot sudah sangat beken, lagu-lagunya sering diputar di radio dan TV Suriname. Yang paling populer Layang Kangen, Sewu Kutho, Stasiun Balapan dan Sri Minggat. Didi juga menciptakan lagu-lagu yang terinspirasi dari Suriname, yaitu Kangen Nickerie (suatu distrik di Suriname), Joget Sikep (joget berangkulan yang terinspirasi budaya Belanda) dan lagu yang berjudul Kowe Isih Neng Kene untuk mengenang almarhum Tomy Radji, pengusaha Jawa Suriname yang mempopulerkan Didi di Suriname melalui stasiun radio dan TV Garuda milik Tomy.
Konser-konser Didi Kempot di Suriname juga selalu ramai dipenuhi penonton. Penggemarnya dari anak muda hingga yang tua membaur menikmati alunan musik campur sarinya. Dirinya sudah berkali-kali meraih penghargaan di Suriname, yang terakhir bulan Oktober 2018 lalu diserahkan oleh Presiden Suriname, Desiré Delano Bouterse.
Didi Kempot (kanan) menerima penghargaan yang diserahkan oleh Presiden Suriname(kiri), pada kesempatan konser di Anthony Nesty hall, 2018 (Sumber: Nationaal Informatie Institute Suriname)
Para fans Didi di Suriname tidak ikut menjuluki diri sebagai sobat ambyar, tapi mereka memiliki kesamaan dengan fans di Indonesia. Mereka juga bisa dibilang fans garis keras, hafal banyak lagu Didi kempot dan selalu menunggu-nunggu kedatangannya di Suriname. Mereka ikut galau/larut terbawa perasaan dalam mendengar syair-syair lagu Didi. Dalam beberapa konser atau pentas, mereka ikut bergoyang mengikuti alunan lagu Didi Kempot, sambil menyentuh dada atau melambai-lambaikan tangan. Ada juga yang turun ke lantai untuk joget sikep.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lagu-lagu Didi sering dibawakan dalam acara kompetisi menyanyi campur sari di Suriname, yaitu “Pop Jawa Song Festival.” Pesertanya tidak hanya orang Jawa, tapi ada juga orang-orang keturunan India dan keturunan Afrika yang ikut kompetisi. Mereka membawakan lagu-lagu Didi Kempot dan lagu-lagu pop Jawa Suriname.
Orang kulit hitam membawakan lagu-lagu campur sari pada kompetisi Pop Jawa Song Festival (Sumber: Facebook/Dyantie Legiman Joewono)
Kehadiran Didi Kempot yang mempopulerkan lagu-lagu campur sari ini juga bisa menjadi angin segar bagi masyarakat Jawa di Suriname. Karena, anak muda disana sekarang banyak yang sudah tidak bisa berbahasa Jawa, dan lebih memilih memakai bahasa Belanda atau taki-taki (bahasa lokal Suriname) dalam percakapan sehari-hari.
Dengan kedatangan Didi dan populernya lagu-lagu campur sari, ikut membantu anak-anak muda disana menjadi tertarik untuk belajar dan menggunakan lagi bahasa Jawa. Hal ini penting untuk mempertahankan identitas budayanya, yang di Suriname digaungkan dengan seruan kepada anak muda supaya “ojo lali Jowone.
Penyanyi Didi Kempot tampil membawakan sejumlah lagu hits-nya pada hari pertama Synchronize Fest 2019 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT