news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menjajal Kuliner Suriname: Persamaan dan Perbedaannya dengan Indonesia

Bibid Kuslandinu
Pemerhati isu-isu hubungan internasional, hukum internasional, pariwisata, kuliner dan otomotif
Konten dari Pengguna
2 Desember 2019 9:03 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bibid Kuslandinu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Liwetan nasi berkat di Suriname (Sumber: FB/Warung Shaqien Suriname)
zoom-in-whitePerbesar
Liwetan nasi berkat di Suriname (Sumber: FB/Warung Shaqien Suriname)
ADVERTISEMENT
Suriname merupakan negara yang multietnis, terdiri dari berbagai suku bangsa. Penduduk asli Suriname adalah orang Arawak (orang Indian Amerika Selatan dan Karibia). Namun, sejak abad ke-17 Pemerintah Belanda serta pengusaha-pengusaha perkebunan di sana mendatangkan pekerja dari Afrika, India, Jawa, dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Suku bangsa yang datang ke Suriname tersebut juga membawa budaya memasaknya, sehingga memperkaya kuliner Suriname. Dengan adanya perbedaan teknik memasak, resep, serta perbedaan bumbu-bumbu yang tersedia di lingkungan setempat di Suriname, maka cita rasanya pun memiliki perbedaan dengan negara atau daerah asalnya. Untuk mengenal beberapa kuliner yang populer di Suriname, mari kita simak tulisan berikut ini.
Moksi alesi (sumber: Flickr/Joliyi Wang)
Moksi Alesi
Moksi Alesi merupakan kuliner populer di Suriname yang dikembangkan oleh orang Creole (etnis kulit hitam). Moksi Alesi berasal dari bahasa taki-taki (bahasa lokal Suriname) yang berarti nasi campur (mixed rice). Moksi Alesi dibuat dari beras coklat (brown rice) yang ditanak dengan santan dan dicampur dengan kacang polong hitam, ayam, daging sapi yang diasinkan, atau ikan asin.
Bakkeljauw (Sumber: wikipedia)
Bakkeljauw
ADVERTISEMENT
Bakkeljaw (dibaca bakeliau) merupakan pangan yang berupa ikan cod yang diproses seperti abon dengan cita rasa yang gurih. Disajikan dengan roti (umumnya roti hotdog) dan dilengkapi dengan sayur-sayuran seperti timun dan tomat. Bakkeljaw populer untuk sarapan pagi.
Roti Suriname (Sumber: socialsuriname.com)
Roti
Roti di Suriname berbentuk seperti roti India yaitu Naan/Pratha namun bentuknya tipis, dilipat, dan diisi bulir tepung gandum. Roti disajikan dengan kari yang terdiri dari kentang, kacang panjang, dan pilihan daging seperti ayam, bebek, atau kambing. Makanan ini dibawa oleh etnis keturunan Hindustani (asal India, Bangladesh, dan sekitarnya).
Selain makanan tersebut, kuliner Jawa juga merupakan favorit di Suriname. Di negara tersebut, hampir di tiap distrik atau kota terdapat restoran Jawa. Yang terkenal antara lain Restoran Sarinah, Mirosso, Warung Shaqien, Warung Toetie, dan Warung Ressa. Bahkan, di Paramaribo terdapat satu daerah bernama Blauwgrond, di mana sepanjang jalan tersebut banyak restoran Jawa.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Suriname dari berbagai etnis, kulit hitam, Hindustani, dan orang-orang kulit putih banyak mengunjungi, bahkan tak jarang mengantri makanan di restoran-restoran dimaksud. Kuliner Jawa yang populer di Suriname antara lain sebagai berikut.
Saoto (Sumber: Suriname tourism association)
Saoto (Soto)
Soto di Suriname disebut sebagai Saoto atau Saoto Soep. Saoto Suriname seperti soto di daerah Jawa tengah dengan kuah bening, menggunakan kaldu ayam. Yang unik adalah Saoto banyak ditaburi keripik kentang yang dipotong tipis-tipis. Saoto disajikan dengan suwiran ayam serta telur rebus. Cita rasanya gurih dan segar. Cocok dipadukan dengan sambal Suriname yang sangat pedas, terbuat dari cabai khas Amerika Selatan yaitu Madam Janette atau Anjuma.
Teloh terie (Sumber: foto pribadi)
Teloh Terie (telo teri)
Sesuai namanya, teloh terie merupakan pangan yang terdiri dari ketela digoreng, ditemani dengan teri. Teri di sana bukan ikan teri kecil sebagaimana dikenal di Indonesia, namun ikan asin yang dibumbui manis pedas seperti rasa keripik balado. Teloh terie juga dapat dihidangkan dengan sambal pecel. Karena penyajian yang praktis maka biasa dijadikan panganan untuk menemani perjalanan, atau untuk sebagai kudapan saat memancing.
Bami (Sumber: foto pribadi)
Bami (bakmi)
ADVERTISEMENT
Bami di Suriname memiliki bentuk yang berbeda dengan Indonesia, dengan bentuk mi yang besar, disajikan dengan ayam, kacang panjang dan bumbu pecel. Bami juga sering dihidangkan bersama pisang goreng, pada saat pertama melihat memang nampak aneh karena mencampurkan makanan asin dan makanan manis. Namun setelah dicoba terasa nikmat. Bami disajikan kering, namun dapat disiram dengan kuah kaldu ayam gurih yang menjadi pendampingnya.
Loempia (Sumber: FB/G&S Food)
Loempia (Lumpia)
Loempia Suriname memiliki tekstur dan rasa yang berbeda dengan Indonesia. Kulit pembungkus Lumpia Suriname tepungnya lebih tebal sehingga tidak serenyah lumpia Semarang. Isinya terdiri dari daging ayam dan sayuran, khususnya kacang panjang. Tampaknya memang orang Suriname menyukai kacang panjang sehingga banyak ditemukan di berbagai makanan.
Pitjel (Sumber: FB/Don Soejit Tosendjojo)
Pitjel (Pecel)
ADVERTISEMENT
Pitjel ini mirip-mirip dengan pecel di Indonesia, menggunakan sayur-sayuran yang direbus sebentar saja. Sayuran yang dipakai yaitu kangkung, tauge, kol, dan kacang panjang, bisa juga dilengkapi dengan okra. Kemudian, disiram dengan saus pecel. Cita rasanya sedikit berbeda karena bumbu pecel Suriname lebih banyak rasa asinnya dan cenderung tidak semanis bumbu pecel di Indonesia.
Sate (Sumber: foto pribadi)
Sate
Sate di Suriname berbeda dengan sate Indonesia, potongan-potongan dagingnya lebih besar. Sate di sana dibakar dengan bumbu kecap, disajikan dengan sambal kacang. Dua jenis sate yang populer yaitu sate kip (bahasa Belanda untuk ayam) dan sate rund (bahasa Belanda untuk sapi).
Nasi berkat (Sumber: picpanzee.com)
Nasi berkat
Nasi berkat biasanya dihidangkan saat adanya acara seperti bersih desa, pengajian, atau ketika ada hajatan di desa-desa di Suriname. Namun belakangan ini nasi berkat juga menjadi trend disajikan di restoran/warung Jawa. Menu yang disajikan terdiri dari nasi gurih, bakmi, ayam ingkung, urap, telur rebus, sate, kacang panjang, kerupuk, pejeh (peyek), serta pisang rebus. Kadang segala rupa jajanan pasar juga dicampurkan sebagai pelengkap. Nasi berkat dibungkus atau dihidangkan dengan daun pisang.
Dawet Suriname (Sumber: Picpanzee.com)
Dawet
ADVERTISEMENT
Dawet merupakan minuman populer di Suriname. Bahan dasarnya menggunakan santan, sirup dan sereh, rasanya segar sekali. Dawet Suriname berbeda dengan di Indonesia, warnanya pink atau hijau dari sirup, dan menggunakan potongan-potongan kecil jelly, bukan menggunakan dawet atau cendol yang terbuat dari tepung beras seperti di Jawa Tengah.
Suasana pasar Saoenah (Sumber: FB/Saoenah)
Jajanan pasar
Di Suriname juga terdapat jajanan pasar yang populer antara lain gethuk, cenil, lapis, onde-onde, serta berbagai macam keripik singkong, dan pejeh (peyek kacang, udang atau bayam). Bentuk dan rasanya persis dengan jajanan pasar sejenis di Indonesia. Jajanan pasar tersebut bisa ditemukan di pasar Jawa, Saoenah Markt (dibaca Saunah Market) di kota Paramaribo, yang buka setiap hari Minggu.
ADVERTISEMENT