Konten dari Pengguna

Rewang Menumbuhkan Rasa Solidaritas

Bidayatun Ni'amah
Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Jember
13 Juni 2024 7:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bidayatun Ni'amah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi rewang pada acara pernikahan. Foto: Bidayatun Ni'amah
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi rewang pada acara pernikahan. Foto: Bidayatun Ni'amah
ADVERTISEMENT
Mungkin kebanyakan orang masih merasa asing dengan kata “Rewang”. Rewang sendiri adalah tradisi masyarakat Indonesia terutama di Jawa yang berarti menolong atau membantu. Bantuan tersebut dapat berupa membantu saudara atau tetangga ketika mengadakan suatu hajatan atau selametan seperti pernikahan, khitanan, 7 harian orang meninggal, dan acara lainnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi rewang menciptakan kebersamaan dan rasa saling tolong menolong antarwarga tanpa mengharapkan imbalan. Melalui rewang, masyarakat yang terlibat saling berbagi tenaga dan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti memasak, mengatur peralatan, dan tugas lainnya. Partisipasi masyarakat ini pada akhirnya dianggap sebagai bentuk kontribusi terhadap kesejahteraan komunitas.
Rewang tidak hanya sekadar aktivitas gotong royong tetapi juga sebagai sarana memperkenalkan nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, serta kepedulian sosial di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Melalui tradisi ini, kita dapat memastikan bahwa semangat membangun solidaritas akan tetap hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Tradisi rewang juga sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama pada sila ketiga, yang berbunyi “Persatuan Indonesia,” dengan menunjukkan bahwa kebersamaan dan kerja sama merupakan fondasi yang kuat dalam membangun masyarakat yang bersatu dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Bidayatun Ni'amah, mahasiswi S1 Pendidikan Matematika Universitas Jember.